Nolis Nuraeni (42) warga RT 02/10 Kampung Cidahu, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya ini sejak tahun 2010 mengembangkan jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) supermurah bagi masyarakat tak mampu.
Lahhirnya PAUD supermurah ini karena keprihatinanya, jauhnya lokasi PAUD di sekitar kelurahan dengan tempat tinggal warga.
“Untuk ke kelurahan cukup jauh, sekitar 5 kilometer dengan jalan yang becek dan berlumpur, sehingga para orang tua enggan untuk menitipkan anak mereka di sekolah serupa yang berada di sekitar kelurahan,” kata Nolis dalam rilis HUMAS PEMPROV JABAR.
Saat awal Nolis membangun PAUD hanya 30 anak dengan tempat pembelajaran di rumahnya.
“Anak-anak yang ikut PAUD berasal dari tiga desa. Kebetulan rumah tempat belajar berlokasi di perbatasan tiga kelurahan, yaitu Tamansari, Setiawargi dan Tamanjaya,” tutur Nolis.
Menurut ibu dari dua orang anak ini, lokasi rumah tempat anak-anak mengenyam pendidikan PAUD yang cukup jauh dengan kantor kelurahan, menjadikan banyak orang tua yang menitipkan anak-anak mereka.
Nolis bersyukur, apa yang dirintisnya mendapat dukungan dari warga. Orang tua yang menitipkan anaknya kemudian bersepakat membayar biaya iuran bagi anak-anak mereka dari awal hanya Rp5.000 per anak sekarang sudah sebesar Rp25.000 per anak.
“Mereka menyisihkan biaya iuran untuk uang lelah guru. Sekarang jumlah guru pun bertambah dari sebelumnya hanya empat, sekarang 10 orang,” ujar Nolis.
“Pun, demikian untuk jumlah anak yang mengenyam pendidikan di PAUD, dari sebelumnya hanya 30 anak, sekarang sudah mencapai 200 anak,” imbuhnya.
Seiring dengan terus tingginya tingkat kepercayaan para orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka di PAUD, mereka pun bersepakat secara swadaya untuk membangun bangunan sekolah baru.
“Alhamdulillah, sekarang kita punya ruang kelas hasil swadaya masyarakat. Bangunan kemarin baru 2 kelas, ada donatur yang menyumbang untuk dua kelas, dan baru selesai minggu kemarin,” sambung Nolis. (Yatni Setianingsih/Golali.id)
foto : Humas Pemprov Bandung