Surat karya Rifa Rahma Sari menjadi surat terpilih pada Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia dengan tema “Kartini: dari Terang Menuju Cahaya”.
Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia digelar Komunitas Temu Sejarah Indonesia berkolaborasi dengan media online Golali.id, yang didukung digitalmama.id, Art Gullery, dan bandungbergerak.id.
Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas perjuangan Kartini, salah satu pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan emansipasi perempuan di Indonesia.
Inilah isi surat dari Rifa Rahma Sari untuk Indonesia
Perempuan sejatinya manusia yang berhati lembut dan jauh dari kata kasar. Perempuan harus memiliki Kehormatan tinggi serta menjaga kepemilikannya sebaik mungkin. Saya harap seluruh perempuan di Indonesia dapat menjalankan nilai-nilainya, sebagaimana mereka di takdirkan sebagai perempuan penerus bangsa.
Mulai sekarang saya ingin siapapun yang menyadari dirinya masih bisa menjadi penerus bangsa, ayo renungkan bahwa “Kita adalah perempuan tangguh, kita dapat meneruskan harapan. Entah itu harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa.Mari bersama memotivasikan diri masing-masing, untuk berubah mulai dari sekarang. Hentikan kebiasaan buruk yang sudah biasa dilakukan, biasakan dengan hal-hal positif. Ayo jaga kehormatan kita semua sebagai perempuan harapan bangsa. Bangsa mengharapkan Kita, dan Kita harus mewujudkan harapan tersebut.”

Sebagaimana dengan motivasi di atas, kita semua pasti menyadarinya dari mana semua kata itu berasal yaitu “Harapan Bangsa”. Bangkit dari Gelap menuju Terang itu pasti membutuhkan proses yang lama. Proses itu adalah bukan sekedar pembelajaran dan pengalamannya, bukan hanya sekedar bagaimana kita menjalaninya, pasti ada faktor yang mendorong agar semua terlaksana.
Kita perempuan Indonesia membutuhkan motivator, siapa lagi kalau utamanya bukan diri sendiri. Semua dapat diawali dengan diri sendiri dan kesadaran diri masing-masing.
Untuk itu sebagai perempuan Ayo tingkatkan nilai kehormatan dalam diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dari Gelap Menuju Terang dari Ibu R.A. Kartini dapat kita pahami bahwa Lampu ingin bersinar, menyinari sekitar. Lampu tidak ingin sekitarnya diselimuti kegelapan. Lampu ingin menerangi sekitarnya. Bukan hanya ingin terlihat bersinar dipandang sebelah mata saja, seperti perempuan yang tidak mau dipandang sebelah mata saja.
Sebagai manusia berhati lembut memang patutkah perempuan selalu direndahkan? Perempuan adalah manusia tangguh yang tak mau dipandang sebelah mata. Perempuan tangguh adalah perempuan yang dapat menjadi lampu bangsa, menerangi dan tidak terang dengan sekali bolak-balik telapak tangan. Saya harap perempuan Indonesia akan segera menaikan kehormatannya, sebagai manusia berhati lembut yang tak akan pernah direndahkan, diremehkan, dan dipandang sebelah mata.
(Melalui proses editing Tim Golali.id)

