Surat karya Riska Febriyani menjadi surat terpilih pada Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia dengan tema “Kartini: dari Terang Menuju Cahaya”.
Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia digelar Komunitas Temu Sejarah Indonesia berkolaborasi dengan media online Golali.id, yang didukung digitalmama.id, Art Gullery, dan bandungbergerak.id.
Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas perjuangan Kartini, salah satu pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan emansipasi perempuan di Indonesia.
Inilah isi surat dari Riska Febriyani untuk Indonesia
Bandung, 14 April 2024
Assalamualaikum Wr. Wb.
Perkenalkan, saya Riska Febriyani, seorang pelajar asal Kota Bandung. Usia saya masih 16 tahun dan saya berada di jenjang pendidikan SMK.
Saya menulis surat ini sebagai media untuk berbagi pemikiran saya, tentang Raden Adjeng Kartini. Seorang pahlawan pembebasan dalam segala hal, bagi setiap perempuan yang ada di Indonesia. R.A.Kartini pun adalah seorang tokoh, yang telah memberikan banyak inspirasi bagi kita semua dan menuangkan beberapa pemikiran saya sebagai sosok perempuan.
R.A. Kartini, seorang perempuan yang lahir di Jepara, 21 April 1879. Beliau lebih dikenal sebagai pelopor kebangkitan setiap perempuan pribumi. Walaupun hidup di era kolonial, di mana sosok perempuan tidak diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki, Kartini tidak pernah berhenti berjuang untuk hak-haknya dan hak-hak perempuan lainnya.
Menurut saya Kartini adalah simbol perjuangan dan semangat. Dia adalah terang dalam kegelapan, membawa cahaya pengetahuan dan kesetaraan bagi perempuan di Indonesia. Dari terang, Kartini membawa kita para perempuan menuju cahaya, cahaya pembebasan, persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan kesetaraan gender, cahaya yang terus menerangi jalan bagi setiap perempuan Indonesia hingga hari ini.
Saya juga membaca dari beberapa artikel, Kartini sering sekali membuat sebuah surat dan melalui surat-suratnya, Kartini membagikan pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan. Dia percaya bahwa perempuan harus memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, seperti halnya laki-laki. Kartini berjuang untuk mewujudkan keyakinan ini, meski harus menghadapi banyak tantangan dan hambatan.
Meski begitu saya sebagai sosok perempuan yang hidup di era zaman modern, jujur masih merasakan adanya ketidaksetaraan gender di era sekarang. Mulai dari perempuan yang dituntut untuk harus merawat anak, segala urusan rumah tangga, pekerja profesional, yang menyebabkan penurunan kualitas hidup bagi perempuan. Menurut saya beberapa hal tersebut, bisa dilakukan bersama-sama tidak hanya selalu dibebankan kepada perempuan.
Belum cukup dari situ menjadi perempuan di era sekarang masih terkena “marginalisasi”, di mana perempuan sering mengalami peminggiran atau pembatasan dalam partisipasi publik dan masih sulit menempati jabatan kepemimpinan.
Namun saya selalu merasa bersyukur, di sisi lain seiring dengan perkembangan zaman sedikit demi sedikit perempuan-perempuan Indonesia bisa mengekspresikan dirinya. Kartini akan selalu menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama perempuan di Indonesia. Dia mengajarkan kita bahwa tidak ada batasan bagi siapa pun untuk berkontribusi dalam masyarakat, terlepas dari jenis kelamin. Dia mengajarkan kita untuk berani berbicara dan berjuang, untuk apa yang kita percayai.
Saya berharap, melalui surat ini kita semua dapat mengambil inspirasi dari Kartini dan terus berjuang untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan setara, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi.
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Riska Febriyani
(Melalui proses editing Tim Golali.id)