Semangat untuk berbisnis bisa datang dari mana saja. Begitupun Sri Eva Juliana, setelah berhenti dari pekerjaannya. Ia melanjutkan bakatnya untuk berbisnis fashion.
Eva bercerita, membangun bisnis “fashion daily” dengan nama Zayn House di tahun 2019.
Produk Eva bisa ditemui melalui store offline di Jalan Babakan Cihapit No 199, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Eva mengaku, awal mulanya di tahun 2018 hanya dropshipper dan hanya punya online shop.
“Awalnya saya hanya dropshipper dan karena pandemi jadi supply barang udah ga masuk, tapi sayang karena kita udah punya market,” kata Eva.
Namun begitu, upaya Eva memanfaatkan peluang bisnis bukan tanpa tantangan. Prestasinya sebagai juara 2 dalam UMKM award menjadi salah satu keberhasilannya dalam berbisnis fesyen ini.
“Saat itu kita ketemu Disdagin (Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung), ikut kurasi. Dan ternyata lolos kurasi hingga akhirnya dapet pameran Pasar Kreatif 2020,” ujar Eva.
“Setelah itu, kita mengikuti seleksi, ada interview dan alhamdulillah lolos juara 2,” lanjut Eva.
Perlahan tapi pasti, bisnisnya makin dikenal banyak orang, link media sosialnya pun lebih luas dijangkau orang dan itu yang membuat Eva makin fokus untuk menjalankan produksinya sendiri sampai sekarang.
“Dari Disdagin kita kenal Diskopka UKM yang akhirnya kita jadi binaan mereka dan difasilitasi tempat di Summarecon dan Patrakomala,” lanjut Eva.
Saat ini, Zayn house fokus memproduksi baju harian regular seperti one set dan baju atasan.
“Karena kita pikir daily ini perputarannya lebih cepat dibanding baju spesial occasion yang hanya dipake dalam acara-acara spesial saja,” kata Eva.
Selain itu, saat ini Zayn House sudah buka custom seperti seragam keluarga, bridesmaids atau groomsman.
“Jadi target market-nya bukan hanya perempuan saja, tapi laki-laki bisa custom, anak pun bisa bikin,” kata Eva.
Eva menuturkan, awal mula membangun usaha hanya bisa mendapatkan omzet sekitar Rp5-8 juta per bulan.
Namun, seiring waktu, dengan pengembangan produk saat ini, ia bisa mendapatkan omset hingga Rp80-100 juta per bulan.
“Harga per item mulai dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu, tergantung pesanan dari konsumennya,” ujar Eva. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)
Foto : Humas Pemkot Bandung