/Yudhistira Rejki Firdaus, Berdikari Melalui Musik

Yudhistira Rejki Firdaus, Berdikari Melalui Musik

Yudhistira Rejki Firdaus tak hanya terlena  menjadi musisi, sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jurusan Pendidikan Seni Musik yang digadang-gadang menjadi guru seni musik.

Yudhiz (sapaan akrab dari Yudhistira Rejki Firdaus) pun mulai menjajal karier menjadi pengajar ekstrakurikuler musik di salah satu SMP di Kota Cimahi, pada 2009 saat dirinya masih kuliah.

Seusai lulus menjadi Sarjana Seni dari UPI Bandung pada 2011 dengan prestasi Lulusan Terbaik Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI, Yudhiz pun menjadi guru seni musik di salah satu SD di Kota Bandung.

Dalam kesibukannya menjadi musisi dan mengajar, Yudhiz mulai berwirausaha yang masih berhubungan dengan seni musik.

Sejak Oktober 2013 Yudhiz membangun Sada Music Store & School di Kota Tasikmalaya, yang menjual alat musik dan kursus musik.

“Untuk mengasah kemampuan dan keterampilan dalam wirausaha seni, bermodalkan dari tabungan hasil pentas. Sejak itu para distributor mulai berdatangan dan berkomunikasi untuk bermitra dengan saya dalam penjualan alat musik. Untuk pengembangan kursus saya coba untuk mengasah kemampuan

mengajar. Walaupun secara pengelolaan masih terbagi dua dengan kegiatan bekerja di tempat lain. Tapi dengan perkembangan industri digital semakin mudah untuk bertransaksi dan sosialisasi produk,” imbuh Yudhiz.

Di tengah kesibukannya tersebut, pada 2014 Yudhiz melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Musik tradisi

“Ketika melanjutkan studi Pascasarjana di ISBI Bandung, kesadaran saya tentang pentingnya seni pertunjukan dan seni musik tradisional semakin terbuka lebar.

Mengingat dewasa ini seni musik mengalami perubahan yang sangat cepat, maka diperlukan pengembangan seni musik tradisional untuk bisa mengikuti zaman,” tutur Yudhiz yang meraih gelar Magister Seni pada 2016 ini.

Baca juga :  Restina, dari Hobi Menjadi Penyanyi Profesional

Dalam menjalani aktivitasnya dibidang musik Yudhiz, melewati berbagai hambatan dan suka duka yang tidak menyurutkan langkahnya untuk terus berkarya.

“Dari awal pentas karawitan di SMP bersama guru saya, pada tahun 2004 dibayar Rp 20 ribu per pentas adalah kebanggaan sekaligus menjadikan hobi yang menghasilkan, kalau dibandingkan dengan sekarang ya tidak ada nilai ekonomis sebetulnya. Bahkan ketika awal mengajar ekstrakurikuler musik di salah satu SMP di Kota Cimahi pada tahun 2009 dibayar Rp 95 ribu per bulan menjadi berkah ketika kita mensyukurinya sebagai amal jariyah,”

“Intinya  adalah jangan memandang seni selalu dari segi materi, tapi harus dari segi estetik dan pengalamannya yang berharga. Toh rezeki sudah ada yang mengaturnya, apapun profesi kita intinya harus selalu bersyukur. Hambatan terbesar adalah kemalasan pada diri kita sendiri untuk terus produktif dan kreatif. Ditambah lagi dengan belum terbentuknya kesadaran secara penuh oleh masyarakat tentang pentingnya berkesenian. Untuk mengatasi hambatan tersebut, cara yang paling efektif adalah kita tetap berkarya dan berkreativitas tanpa memandang materi dan keuntungan, sehingga kejenuhan dan kebosanan ketika memasuki zona nyaman bermusik akan hilang dengan itu,” pesan pria yang saat ini menjadi guru seni budaya dan dosen di Kota Tasikmalaya.

Pesan cinta damai

Dalam berkarya Yudhiz selalu ingin menyampaikan pesan cinta damai dan saling mengasihi sesama umat manusia lewat seni.

“Untuk memahami seni diperlukan daya estetis (keindahan) yang tinggi. Untuk mencapai itu hanya dengan menghargai ciptaan Allah SWT. yang sangat indah, terutama kita sebagai insan yang kreatif dan berbudaya,” urai Yudhiz.

Yudhiz berharap sebagai seniman bisa terus berkarya dan memberikan kontribusi kepada negara dan pengabdian kepada masyarakat melalui karya seninya. Meskipun di masa pandemi Covid-19 seniman menjadi salah satu profesi yang terdampak. Namun dirinya berharap semua seniman tak kendur untuk berkarya.

Baca juga :  Aneka Kuliner Daging di The Ambassador Coffe Shop

“Mudah-mudahan seniman semakin kreatif, edukatif dengan kondisi Pandemi Covid-19 seperti ini. Harapannya pemerintah memiliki perhatian terhadap pekerja seni yang terdampak,” pungkas Yudhiz.

Biodata

Nama Lengkap    :Yudhistira Rejki Firdaus

Panggilan             :Yudhiz

Lahir                     :Tasikmalaya, 18 Desember 1988

Pendidikan :

-Sarjana Seni UPI

-Magister Seni ISBI Bandung

Pekerjaan : Musisi, Entpreneur, Guru Seni Budaya, dan Dosen Luar Biasa

Twitter :@Yudhiz_Rezky88

Facebook :Yudhiz Rezky Firdaus

Instagram :@Yudhiz_minlandunka

Youtube : Channel Youtube Sadamusic store (*/Golali.id)