Langkah kecil yang dimulai sejak dini. Menjadi pintu gerbang bagi Yenny Yuanita menjadi seorang seniwati yang andal, khususnya dalam bidang seni tari.
Berbagai pergelaran hasil karyanya maupun kolaborasi dengan seniman dan seniwati lain, telah membawa Yenny Yuanita dalam berbagai pementasan nasional maupun internasional.
“Awalnya saya masuk dunia seni karena sejak kecil memang suka menari. Mulai dari menari di panggung 17 Agustusan (Hari Kemerdekaan Republik Indonesia). Lalu beranjak SMP pun saya dapat mata pelajaran seni tari, lanjut sampai SMA Juga saya dapat pelajaran seni tari. Dari situ saya bertekad untuk kuliah di ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung. Saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Setelah masuk kampus ISBI Bandung saya sangat aktif berkegiatan atau berproses dalam karya seni. Baik seni tari, teater, musik, ataupun seni rupa,” cerita perempuan kelahiran Bandung 1 Januari 1988, memulai obrolan kepada Golali.id.
Tekadnya menjadi seorang seniwati pada awalnya sama sekali tidak mendapatkan dukungan dari keluarga besarnya. Meski begitu dirinya tidak menyerah dan membuktikan bahwa pilihannya dapat membanggakan keluarganya.
“Pada awalnya keluarga tidak ada yang mendukung karena saya sering pulang larut malam bahkan subuh karena latihan di kampus. Dan awalnya keluarga saya enggak percaya, masa iya ada kampus masih buka sampe malam bahkan subuh. Setelah itu saya buktikan, Kakak saya yang kedua mengikuti kegiatan saya dari bangun pagi hingga subuh selesai saya latihan. Baru lah keluarga saya percaya dan mendukung kegiatan saya dalam berkesenian,” ungkap Yeye sapaan akrab dari Yenny Yuanita.
Memasuki semester 2 pada program Strata 1, Yeye medapatkan kepercayaan dari dosen karawitan Dody Satya untuk pentas dalam garapan teater bunyi berjudul “Aksara”, kemampuannya dalam berkesenian mulai dikenal banyak seniman lain.
Memulai
Hasilnya Yeye sering diajak dalam berbagai garapan pementasan karya seniman lain. Hal ini mendorong Yeye untuk menghasilkan karya sendiri sehingga membuat namanya dikenal sebagai pengkarya.
Tempaan dengan berbagai ilmu, seringnya pentas, dan kesungguhan menekuni dunia seni, Yeye mulai berkarya di kancah nasional.
“Lalu saya mulai memberanikan berkarya ke tahap nasional. Pertama kali saya memasuki panggung nasional saya disejajarkan dengan koreografer-koreografer ternama dan internasional. Seperti Mas Miroto, Mas Eko Pece, dan Uda Alfiyanto dalam acara Bandung Dance Festival, selain itu mengikuti Festival Kesenian Indonesia” kenang lulusan Strata 1 Seni dan Pascasarajana Penciptaan Seni ISBI Bandung ini.
Tak puas hanya pementasan nasional, Yeye terus mengembangkan potensinya dibidang seni ke kancah internasional. Berbagai event internasional pernah Yeye ikuti, di antaranya art summit, international dance festival, world dance day, dan lain-lain.
“Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika pertama kali karya saya disejajarkan dengan koreografer internasional. Dan sangat diapresiasi oleh para seniman senior. Dan keluarga saya menyaksikan itu semua. Saya sangat bangga dengan diri saya sendiri ketika itu,” urai Yeye. (*/Golali.id)
Foto : Dok pribadi Yenny Yuanita