Terowongan Cisumdawu atau Cisumdawu Twin Tunnel (terowongan kembar) berada di KM 169 ruas jalan Tol Cisumdawu, tepatnya di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang Provinsi Jabar. Panjang terowongan Tol Cisumdawu yaitu 472 meter.
Terowongan Cisumdawu menjadi terowongan pertama yang berlokasi di ruas jalan tol yang ada di Indonesia.
Kenapa Ada Terowongan di Tol Cisumdawu ?
Melansir binamarga.pu.go.id, berikut alasan dibangunnya terowongan di ruas jalan tol Cisumdawu.
Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) bagian dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Fahmi Aldiamar menjelaskan :
= Pembangunan terowongan kembar ini sebagai shortcut jalan karena faktor topografi daerah yang memiliki pegunungan atau bukit. sehingga jika dibangun jalan menyusuri bukit akan terjal, sempit dan tepinya itu berupa tepi jurang, serta sangat beresiko bagi pengguna jalan dari segi kenyamanan dan keamanan.
= Pembangunan terowongan ini menggunakan metode New Austrian Tunneling Metode (NATM) atau metode penggalian bertahap.
“Metode ini adalah metode yang paling baik untuk kondisi matrial yang akan digali, jadi di Cisumdawu ini memang material yang akan kita gali adalah material vulkanik, dominan materialnya memang lebih mudah runtuh jika ada air, dan yang kedua memang akibat dari erupsi gunung berapi biasanya ada bongkahan-bongkahan batuan yang tercampur dimaterial tanah tersebut, jadi untuk metode lainnya hanya bisa digunakan pada kondisi homogen,” ucap Fahmi.
= Tantangan dari pembangunan terowongan ini yaitu ketidakstabilan lereng yang harus diatasi dengan cara perkuatan tanah (forepoling) yaitu sistem pipa yang dimasukkan ke dalam tanah yang digali membentuk setengah lingkaran dan diisi dengan grouting yaitu material pengisi beton dengan tujuan membuat suatu perkuatan di sekeliling terowongan, hal tersebut dilakukan secara berulang – ulang dengan panjang galian 60-80 cm.
= Mengatasi dampak lingkungan kepada warga
“Terutama dari segi gangguan lingkungan, kita harus memotong alur air yang sebetulnya untuk kebutuhan warga bisa terputus, nah dengan terowongan ini kita bisa mengkondisikan daerah yang disekitarnya atau didaerah permukaannya tidak akan terganggu, mungkin hanya bagian inlet portal atau outlet akan ada konstruksinya, tapi bukit bagian atas tidak ada gangguan sama sekali,” tambah Fahmi.
= Terowngan dibangun dengan bentuk kembar, karena terowongan ini membutuhkan enam lajur sehingga dibuat dua terowongan dengan dua arah yang berbeda, hal ini seperti di negara- negera lain yang memaksimalkan tiga lajur untuk pembangunan terowongan. Sehingga jika dibuat satu area permukaan terowongan yang besar dengan kebutuhan enam lajur akan memiliki gangguan yang cukup besar dan beresiko terjadi keruntuhan pada saat pelaksanaan konstruksi maupun ketika setelah konstruksi.
= Terowongan ini pun dibentuk seperti bambu runcing, Konsep ini bertujuan untuk penyesuaian mata pengguna jalan terhadap transisi pencahayaan dari terang ke gelap, serta terdapat pencahayaan lampu khusus di bagian pintu masuk yang berwarna kuning, ditengah warna putih, dan saat keluar berwarna kuning. Dan disarankan pembangunan terowongan tidak dibangun mengikuti cahaya matahari terbit atau terbenam, karena sangat membahayakan pengemudi.
(Yatni Setianingsih/Golali.id)
foto : peresmian Jalan Tol Cisumdawu di Terowongan Cisumdawu oleh Presiden Joko Widodo, Selasa 11 Juli 2023 (Dok : Humas Pemprov Jabar)