Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa, menerangkan setiap titik lokasi Pasar Murah, terdapat 10 tenda yang disediakan Disdagin. Sekitar 6-7 tenda digunakan untuk berjualan. Lalu sisanya digunakan untuk pelayanan fasilitas vaksin dan koperasi UKM di tiap kecamatan.
Pada Pasar Murah ini, Pemkot Bandung bersinergi dengan berbagai pihak, seperti Bulog, Wilmar, CV Bagus, dan Indomarco.
Selain itu, ia menambahkan, masyarakat dari luar kecamatan pun boleh ikut berbelanja. Sebab Pasar Murah ini pun akan dibuka di 30 kecamatan se-Kota Bandung.
“Seperti tujuan awal, Pasar Murah ini diadakan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM. Masyarakat bisa mendapatkan beberapa barang atau komiditi pokok yang lebih murah dari harga pasaran yang sekarang beredar,” jelasnya.
Meiwan menuturkan, kegiatan ini mendapat suntikan dana dari APBD Kota Bandung sebesar Rp544 juta.
“Anggaran ini digunakan untuk memfasilitasi tenda, makan minum para peserta, dan sosialisasi di 30 kecamatan,” tuturnya.
Salah satu warga yang ikut berbelanja kebutuhan pokok di Pasar Murah yaitu Lilis, warga RW 2 Kelurahan Sukapura, Kiaracondong. Ia datang bersama anaknya sejak pukul 08.00 WIB.
Setelah mengantre panjang, ia berhasil membeli beras 25 kg, minyak goreng, dan telur.
“Harganya lebih murah. Di sini beras 5 kg harganya Rp42.000. Kalau di pasar itu Rp95.000. Saya beli sampai lima kantong beras,” kata Lilis.
Sedangkan anaknya ia tugaskan untuk mengantre beli telur. Harga yang ditawarkan pun lebih murah dibandingkan pasaran.
“Kalau di pasar itu Rp32.000/kg. Di sini Rp24.000/kg,” ucapnya.
Dengan adanya Pasar Murah, Lilis merasa tertolong karena harganya sangat bisa ia jangkau di saat seluruh kebutuhan saat ini tengah melejit. (Humas Pemkot Bandung /Golali.id)
Foto : Humas Pemkot Bandung