Surat karya Shofia Nurul Izzah menjadi surat terpilih pada Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia dengan tema “Kartini: dari Terang Menuju Cahaya”.

Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia digelar Komunitas Temu Sejarah Indonesia berkolaborasi dengan media online Golali.id, yang didukung digitalmama.id, Art Gullery, dan bandungbergerak.id.

Lomba Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas perjuangan Kartini, salah satu pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan emansipasi perempuan di Indonesia.

Inilah isi surat dari Shofia Nurul Izzah untuk Indonesia

Dear (Warga) Indonesia …

Pernahkah kamu menjelajahi negerimu yang Indah ini?

Aku berjalan di berbagai belahan negeri ini, pesona alamnya sungguh luar biasa. Gunung-gunung berdiri megah, tinggi dan besar, membuat diri ini merasa betapa kecilnya manusia. Aku berjalan melintasi pegunungan, melewati hutan dengan pepohonan yang tinggi menjulang, melewati kawah dengan aroma belerang yang khas, melewati lembah dengan hamparan luas padang rumput dan padang pasirnya, pemandangan yang asri, serta udara segar menyejukkan yang bahkan bisa menghilangkan penat dalam sekejap.

Terdengar kicauan burung dan nyanyian serangga dari seluruh penjuru hutan, ada rusa, kera, dan fauna lain yang sesekali terlihat, menjadikan suasana hutan lebih hidup dan berwarna.

Aku menyusuri gunung, lembah dan melihat tebing tinggi nan megah yang di bawahnya mengalir sungai, suara alirannya membawa pikiranku mengalir pada ruang damai. Aku membiarkan diriku hanyut dalam aliran sungai, ada kalanya aliran berjalan cepat tanpa hambatan, kadang lambat, kadang tertampar oleh percikan air yang menabrak batu, atau bahkan diri ini yang menabrak tebing dan bongkahan batu, kadang nyangkut dan kadang terjungkal, tapi itu tidak membuat alirannya berhenti seakan tak kenal menyerah, justru akan tetap maju apapun rintangannya hingga sampai ke hilir. Seperti hidup kita, bukan begitu?

Aku berjalan melintasi hamparan lautan biru yang luas, saking luasnya hingga ujungnya tak tampak oleh mata. Aku berjalan menyusuri pantai dan menemukan jejak-jejak kehidupan bawah laut, ada aneka macam bentuk dan warna-warni penghuni laut, ada yang masih hidup, ada yang sudah mati dan mengeras, tetapi kematian mereka justru menjadi pemanis bagi pantainya atau bahkan menjadi pajangan yang menghiasi rumah-rumah, sungguh tidak ada yang sia-sia.

Aku berjalan mengunjungi laut dangkal untuk mengintip secuil kehidupan makhluk laut, saking jernihnya hingga laut menampakkan kehidupan para penghuni di dalamnya, warna-warni terumbu karang dan berbagai jenis ikan-ikan lucu yang menghiasinya, menarik diri ini untuk menceburkan diri dan berenang bersama para penghuni laut. Sungguh pesona yang menakjubkan, mengingatkan diri ini pada Sang Pencipta betapa Maha Kuasanya Dia menciptakan kehidupan ini untuk manusia, dan pesona alam yang menakjubkan ini adalah anugerah bagi negeri kita, Indonesia. Masya Allah Tabarakallah.

Tapi, cerita ini bukan hanya soal alam, tapi juga soal manusia dan harmoni kehidupan. Ironisnya, alam diciptakan untuk dimanfaatkan dan dinikmati oleh manusia, tapi justru manusia itu sendiri yang merusaknya. Wahai kamu, khususnya warga Indonesia yang membaca surat ini, sudahkah kamu berkontribusi menjaga alam dan lingkungan?

= Bagi kamu yang sukanya meninggalkan sampah berserakan atau buang sampah sembarangan tanpa berpikir panjang, tidakkah kamu sadar bahwa tindakanmu merusak ekosistem dan bahkan berpotensi menimbulkan bencana? Hingga pada akhirnya kamu mengeluhkan lingkungan yang kotor dan bencana yang datang padamu padahal tanganmu sendiri menjadi salah satu penyebabnya.

= Bagi kamu yang hobi menikmati keindahan dan kesenangan tapi cenderung melakukannya dengan cara yang sembrono, belajarlah untuk turut melestarikan alam, agar kamu tahu betapa keindahan itu dibangun dengan susah payah, sehingga kamu belajar untuk lebih berhati-hati.

= Bagi kamu yang sukanya menyebarluaskan asap, seperti merokok, nge-vape dan sejenisnya, sadarkah kamu bahwa tindakanmu mengganggu orang lain dan lingkungan? Batuk-batuk, sesak nafas, infeksi saluran pernapasan, dan gangguan kesehatan lainnya adalah respon yang sangat umum terjadi pada perokok pasif. Alam memberi kita anugerah berupa udara segar dan sehat yang bisa dinikmati siapapun, tetapi kamu merampas nikmat ini dengan perilaku yang tidak bertanggung jawab, hingga pada akhirnya terucap doa-doa buruk dari orang yang dirugikan.

= Jika kamu tidak bisa berbuat banyak untuk memulihkan alam yang sudah sakit ini, setidaknya jangan jadi salah satu orang yang berbuat kerusakan di bumi ini.

(Melalui proses editing Tim Golali.id)