Jika mengunjungi Kota Bandung, sempatkan untuk melancong ke kafe yang berada di Sungai Citepus. Tepatnya di Jalan Pagarsih pinggir Pasar Ulekan di Kecamatan Astana Anyar.
Di tempat ini Anda bisa menyesap kopi atau bajigur khas Sunda di tengah-tengah sungai. Duduk di atas kursi lengkap dengan meja berbahan besi, jangan khawatir airnya keruh karena Anda tidak akan merasakan kondisi tersebut di tempat ini.
Kafe ini dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung. Total mencapai
Rp550 juta. Tujuannya guna membangun budaya mencintai dan memelihara lingkungannya.
Nama ‘Cafe Walungan’ yang berarti kafe sungai (walungan dari bahasa Sunda) ini, diresmikan pada Sabtu 21 Desember 2019 lalu. Wali Kota Bandung Oded M Danial sendiri yang meresmikan kafe ini dengan menyuguhkan kopi kepada
warga sekitar.
“Saya berharap tidak ada lagi yang membuang sampah ke sungai apalagi tinja,” pinta Oded dalam siaran persnya.
Aliran air yang jernih di sungai babakan irigasi ini merupakan hasil penyaringan menggunakan Biocord. Yakni sebuah teknologi instalasi yang didatangkan dari Jepang untuk mengubah air sungai kotor dan berbau.
Instalasi Biocord dipasang di bagian hulu sepanjang 15 meter. Kemudian air sungai yang jernih mengaliri area buatan Dinas Pekerjaan Umuam (DPU) sepanjang 42 meter yang terdiri dari kolam cetek (rendah atau gampang dalam bahasa Sunda) setinggi betis orang dewasa.
Pemilihan lokasi di Babakan Irigasi karena debit aliran air di sungai ini bisa diatur, sehingga bisa diseauaikan dengan Biocord. Setelah pembuatan ini DPU juga akan terus mengedukasi masyarakat agar memelihara sekitar area Biocord.
Ke depannya Pemkot Bandung akan menerapkan konsep yang sama di 40 sungai yang mengalir di Kota Kembang ini. (*/Golali.id)
Dok : Humas Pemkot Bandung