Sekolah di Provinsi Jawa Barat (Jabar) tingkat SMK, SMA, dan SLB diperbolehkan untuk mengadakan kegiatan kelulusan maupun study tour. Kedua kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19, juga dilaksanakan di luar sekolah dan di wilayah Jabar.
Kegiatan luar sekolah agar dilakukan di dalam wilayah Jawa Barat saja, dan tidak disarankan dilaksanakan di luar Jabar karena dasarnya adalah untuk peningkatan perekonomian lokal.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, kebijakan tersebut merupakan salah satu upaya mendukung pemulihan perekonomian di Jabar pasca terdampak pandemi COVID-19.
“Jadi pemerintah sekarang memberikan keleluasaan kembali kepada insan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan seperti biasa sebelum pandemi. Ini anugerah dan berita gembira bagi masyarakat Jabar,” kata Uu Ruzhanul Ulum di Kantor Dinas Pendidikan Jabar, di Kota Bandung, Jumat 13 Mei 2022 dalam rilis HUMAS PEMPROV JABAR.
Terkait kontrol kegiatan perpisahan, maupun study tour. Menurut Uu, ada pihak-pihak di berbagai tingkatan yang dapat melakukan pengawasan terhadap berbagai aktivitas pendidikan.
“Kalau masalah kontrol sudah ada pihak- pihak seperti KCD (Kantor Cabang Dinas), MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), pengawas dan lainnya. Insan pendidikan network-nya luar biasa. Salah satu jaringan yang kuat ada di sektor pendidikan,” sambungnya.
PHRI
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi meminta kerja sama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan pihak terkait kepariwisataan lainnya agar memberikan treatment khusus bagi kegiatan study tour atau perpisahan sekolah.
“Kita perlu mengimbau bagi teman-teman PHRI, dan Dinas Perhubungan agar pada saat ada study tour anak sekolah mohon harga berbeda, apabila ada jalur lalu lintas yang dilalui, rombongan study tour bisa dikawal,” kata Dedi.
Ia membandingkan, dari pengalaman insan pendidikan, mereka merasa nyaman melaksanakan study tour ke Yogyakarta karena biasanya ada treatment berbeda dari hotel dan pengelola area wisata untuk kegiatan study tour.
Begitu pula dari pihak Polantas dan Dishub di sana turut membantu mengurai kemacetan, bahkan mengawal kendaraan study tour bila terhambat di perjalanan.
“Misalnya pada saat salah jalan, ada petugas kepolisian yang mengawal. Hotel di Yogyakarta pun memberlakukan harga beda untuk rombongan study tour, maka kita perlu koordinasi dengan PHRI,” urai Dedi. (Yatni Setianingsih/Golali.id)
foto : Humas Pemprov Jabar
Keterangan foto : Objek wisata Buricak Burinong