Gedung Merdeka
Gedung Merdeka

Saat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika 18-24 April 1955 di Kota Bandung, panitia menyajikan beragam kuliner untuk para pesertannya. Salah satunya, sate dan gule yang menjadi sajian utama untuk para tamu negara. 

Di balik lezatnya sate dan gule tersebut berasal dari Rumah Makan (RM) Madrawi, yang dikenal sebagai rumah makan pertama di Bandung yang menyajikan menu mewah pada jaman dulu. Pemilik pertama Rumah Makan Madrawi ialah Badjuri dan Madrawi, adik-kakak asal Madura.

Mantan Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno, begitu menggemari masakan di Rumah Makan Madrawi seperti sate, soto, gulai dan rawon. Sejak menuntut ilmu di Technische Hoogeschool yang kini bernama Institut Teknologi Bandung (ITB), Soekarno sangat menggemari makanan di Rumah Makan Madrawi.

Hingga akhirnya Soekarno meminta Rumah Makan Madrawi, untuk menyediakan santap siang para tamu KAA.

Mengutip siaran pers Humas Pemkot Bandung yang dirilis pada tahun 2018, Rumah Makan Madrawi terakhir dikelola generasi kedua dari pemilik Rumah Makan Madrawi yaitu Fadli Badjuri yang merupakan anak dari Badjuri dan keponakan dari Madrawi.

Rumah makan Madrawi sekarang tinggal kenangan. Rumah makan yang berlokasi di Jalan Dalam Kaum tersebut sekarang sudah beralih fungsi menjadi pos jaga Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung.

Anak bungsu dari 3 bersaudara tersebut menceritakan sejarah awal mula menerima kepercayaan untuk mengelola rumah makan Madrawi yang dibantu oleh anak ke-2 nya.

“Dulu saya hanya meneruskan usaha bapak dan uwa saya. Yaitu usaha Rumah Makan Madrawi yang menyediakan hidangan sate awalnya. Lalu ada gule dan yang lainnya juga,” ceritanya.

Resep yang dimiliki keluarganya hampir sama dengan sate dan gule pada umumnya. 

“Sama saja sih kaya sate Madura yang lainnya, sate ditusuk menggunakan tusuk bambu dengan kecap dan bumbu kacang, resepnya turun-temurun dari bapak saya,” jelasnya.

Menurutnya, tidak hanya Soekarno yang menyukai masakannya, ada juga Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Burma U Nu, dan putra mahkota Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulaziz.

“Saya ingat cukup banyak, tidak hanya pak Soekarno, bahkan rekan-rekannya juga sering makan ditempat saya. Ada hal yang lucu pada saat itu, Pedana Menteri India meminum air kobokan yang kami sediakan, beliau beranggapan itu air minum,” katanya sambil tertawa kecil. (Yatni Setianingsih/Golali.id)

Keterangan : Gedung Merdeka lokasi Konferensi Asia-Afrika 18-24 April 1955