Mahasiswa FTMD dan STEI ITB membuat produk alat penyadap pohon karet elektrik, yang dilengkapi pemilah bernama SADAPtech untuk membantu meningkatkan kualitas sadapan petani karet.

Mahasiswa yang menggagas SADAPtech tersebut di antaranya Yuman Satriyadi (13620062), M. Rafiuddin Rasyid (13120111), Pande Nyoman Dharmayasa S. (13120076), dan M. Hilmi Fawwaz (18120050).

Cara kerja SADAPtech menggunakan gerinda tangan, yang dihubungkan dengan baterai sebagai pengganti mata pisau manual.

Sebelumnya gerinda dimodifikasi, supaya dapat mengikis kulit pohon karet dengan cepat dan rapi sehingga mampu mengejar rentang waktu yang optimal dalam penyadapan.

Kualitas karet paling baik ada pada rentang penyadapan antara pukul 5-8 pagi. Maka dari itu, variabel waktu menjadi dasar dalam pengembangan desain SADAPtech ini.

“Alat penyadap elektrik sebenarnya sudah ada di pasaran, jadi kami mengambil inspirasi dari sana. Cuma bagaimana caranya agar alatnya tidak terlalu mahal kami memakai mesin gerinda tangan yang dihubungkan ke baterai. Lalu kami ubah mata pisaunya supaya bisa melakukan gerakan mengikis kulit pohon,” kata Pande Nyoman dikutip dari website ITB, Kamis 14 Desember 2022.

Dalam pemilahan menggunakan servo sebagai penggerak potongan sendok yang berfungsi sebagai pemilah. Sama seperti penyadap, alat pemilah SADAPtech juga menggunakan baterai dan komponen elektrik untuk mengatur pergeseran pemilah dalam jangka waktu tertentu.

Alat pemilah ini akan memisahkan hasil sadapan yang berbeda dari masing-masing rentang waktu penyadapan, sehingga kualitas yang dihasilkan pun seragam untuk tiap jangka waktu tertentu.

“Sebenarnya alat ini feasible dari segi harga, penggunaan, dan fungsinya. Tapi masih butuh iterasi lagi agar produknya benar benar efektif atau mungkin harganya bisa lebih rendah lagi,” tutur Rafiuddin.

Beberapa perbaikan yang telah dipikirkan oleh keempatnya adalah mengganti gerinda sebagai pisau sadap dengan mata pisau lain yang lebih kecil sehingga alat penyadap lebih praktis. Selain itu, mereka memiliki visi untuk melengkapi SADAPtech dengan IoT sehingga tiap pemilah antar pohon dapat saling berkomunikasi. Dalam pengembangan lebih lanjut dari SADAPtech, mereka menargetkan peningkatan kualitas hasil sadapan yang jauh lebih besar daripada peningkatan biaya untuk investasi alat.

Untuk pembuatan SADAPtech ini, tim ini berhasil menyabet medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di bawah bimbingan Dr. Ir. Aditianto Ramelan.

(Yatni Setianingsih/Golali.id)

Foto : Humas ITB