Judul Buku                                          :Tuhan Ada di Hatimu

Penulis                                                  :Husein Ja’far Al-Hadar

Jumlah Halaman                               :203 Halaman

Penerbit                                               :Noura Books

Cetakan                                                :Cetakan I, Juli 2020

ISBN                                                       :978-623-242-147-9

Membaca buku Tuhan Ada di Hatimu karya Husei Ja’far Al-Hadar, memberikan pandangan berbagai hal dari sudut pandang Islam yang indah.

Termasuk dengan kondisi kekinian, yang semuanya dapat dijawab dengan ajaran dalam Islam sebagai agama yang tak pernah lekang oleh waktu.

“Akhlak adalah simpul keislaman seseorang. Orang yang berakhlak, berarti mengenal Allah SWT. dan Nabi. Sehingga ia berusaha menjadikan dirinya berahlak seperti Nabi, yang berahlak dengan akhlaknya Allah SWT. Dan orang yang berakhlak pastilah penuh cinta dan membahagiakan bagi semua manusia. Karena akhlak bukan hanya etiket (kesantunan), tapi kesantunan yang bersumber dari hati yang tulus sehingga akan juga dirasakan oleh hati yang lain. Santun saja, enak dipandang. Tapi kalau tak bersumber dari hati, ia tak terasa di hati. Ia bukan akhlak, tapi pencitraan”. (Halaman 105).

Di masa kini kata hijrah seakan menjadi hal yang latah dalam kehidupan sehari-hari. “Akhir-akhir ini kita dapati hijrah menjadi sesuatu yang sangat populer di masyarakat Muslim Indonesia. Namun kadang hijrah yang dimaksud dan dijalankan oleh sebagian orang hanya bersifat hukum saja, hanya meliputi aspek-aspek ritual saja.

Misalnya, mereka melakukan hijrah dari sebelumnya tidak berkerudung menjadi berkerudung, dari yang tak rajin shalat menjadi rajin shalat. Dalam Islam, hijrah itu doktrin yang sangat penting dan maknanya begitu luas dan mendalam. Mencakup seluruh aspek kehidupan kita.

Minimal ada empat aspek yang harus dilakukan oleh umat Islam berkomitmen untuk hijrah. Pertama aspek spiritual atau sufistik-tasawuf, kedua aspek kultural, ketiga aspek filosofis, dan keempat aspek sosial.” (Halaman 21 – 25)

Selain itu, buku ini pun menyoroti tentang beberapa orang yang mengungkapkan pandangan yang mengharamkan musik dalam kehidupan umat Islam. Menurut penulis “Musik adalah media, sebagai sebuah media musik tidak bisa dihukumi apa-apa. Musik yang haram yang mengarahkan pada kejahatan, kemaksiatan, atau minimal kesia-siaan.

Adapun yang halal jika dijadikan medium membahagiakan orang atau memberi manfaat bagi orang lain dan apalagi untuk berdakwah. Bukankah lantunan Al-Quran dan azan juga berirama.” (Halaman 141)

Melalui buku ini pembaca tidak hanya mengetahui dan hafal tentang ajaran dalam Agama Islam, tetapi pembaca memahami dan melaksanakan ajarannya yang sangat indah dan santun ini. (*/Golali.id)