/Resensi Buku The History of Madura, Cerita Asal-Usul Madura
Buku The History of Madura

Resensi Buku The History of Madura, Cerita Asal-Usul Madura

Judul Buku                                          : The History of Madura

Penulis                                                  : Samsul Ma`arif

Jumlah Halaman                               : 224 Halaman

Penerbit                                               : Araska

Cetakan                                                : Cetakan I, Januari 2015

ISBN                                                       : 978-602-300-072-2

Buku The History of Madura, yang ditulis Samsul Ma`arif membeberkan berbagai hal sejarah terkait asal-usul Suku Madura yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Jika merunut cerita rakyat yang berkembang di Madura, Suku Madura berasal dari keturunan Radhin Sagara (Raden Sagoro).Sementara asal nama Madura, diambil dari kata “Madu Oro” yang artinya pojok daratan luas.

Ada pula yang menduga bahwa asal nama dan suku Madura adalah dari India. Tepatnya dari daerah yang sama namanya, Madura atau Madurai di Tamil Nadu, India Selatan. (Halaman 19-21)

Dalam buku The History of Madura pun, terdapat penjelasan tentang kerajaan yang ada di Madura yakni Kerajaan Songenep (Sumenep), Pamekasan, Palarakan, Bliga, dan Jamburingin. Selain itu ada pula Kerajaan Arosbaya dan Sampang. (Halaman 51).

Sampai sekarang untuk Kerajaan Sumenep, masih memiliki peninggalan berupa Keraton Sumenep. Keraton ini dibangun Adipati Sumenep ke-31, Panembahan Sumolo Asirudin Pakunataningrat. Kemudian diperluas oleh keturunannya yaitu Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I.

Penulis pun membahas tentang segi budaya dari Suku Madura salah satunya dari sisi bahasa yang berbeda dengan bahasa Jawa. Karena suku ini mempunyai bahasa sendiri yaitu bahasa Madura.

Dalam bahasa Madura ada lima tingkatan, yaitu bahasa keraton, tinggi, halus, menengah, dan rendah atau kasar (bahasa ini disebut juga mapas) (Halaman 42-43).

Buku ini pun mengulas tentang perkembangan masuknya Islam di daerah yang memiliki sebutan Pulau Garam ini. Setidaknya, ada tiga jalur islamisasi Madura yang bisa dielaborasi, yaitu jalur perdagangan, jalur kerajaan, dan jalur para juru dakwah (wali) ataupun kiai. (Halaman 141-143).

Paparan dalam buku ini bisa menjadi salah satu referensi untuk mengenal Suku Madura baik untuk bahan penelitian maupun traveling. Selamat membaca.(*/Golali.id)