/Resensi Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan, Kisah 22 Jurnalis PR Tentang Korannya

Resensi Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan, Kisah 22 Jurnalis PR Tentang Korannya

Judul Buku                          : Di Sini Cerita Kami Titipkan

Penulis                                  : 22 Jurnalis Pikiran Rakyat

Jumlah Halaman               :VIII + 238

Penerbit                               :ProPublic Info

Cetakan                                : Cetakan I, September 2020

ISBN                                       :978-623-939-071-6

Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan mengingatkan kembali pembaca, akan kerapuhan media cetak telah sampai ke ibu kota Provinsi Jawa Barat. Media cetak yang disebut-sebut sebagai media pertama yang hadir di dunia, harus terseok-seok ketika hadir saudara mudanya media siber (portal media online).

Bukannya saling melengkapi seperti hadirnya radio dan televisi, justru kedatangan media massa online lambat laun menggerus bisnis media cetak. Setelah beberapa tahun belakangan ini, banyak media cetak kakap yang hadir di ibu kota negara mulai tumbang.

Kini media cetak terbesar di Jawa Barat yakni Pikiran Rakyat, dalam Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan seolah masuk dalam posisi kehilangan keyakinannya untuk menyapa pembaca yang mulai melirik media massa daring.Dalam Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan, para jurnalis Pikiran Rakyat menuliskan pengalamannya dari berbagai generasi.

Mulai dari jurnalis yang masuk redaksi koran terbesar di Jawa Barat pada 2002 hingga baru masuk 2015.Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan memiliki benang merah, menurut para jurnalis yang menulisnya bagaimana koran Pikiran Rakyat kurang serius memasuki perubahan zaman digital.

“Pikiran Rakyat sendiri sebenarnya merupakan media yang paling awal memiliki portal daring yaitu sejak 1996. Namun konten portal tersebut sebatas memindahkan berita cetak ke online.Setelah itu Pikiran Rakyat tidak terlalu serius dalam menggarap media daring hingga 2015. Meskipun sering memprotes cara media daring lain dalam mendapatkan berita, lama-lama hal itu memengaruhi kepercayaan diri redaksi Pikiran Rakyat, bahkan kepada wartawannya sendiri.” (Halaman 143 – 144)

Setelah banyaknya, portal media yang lahir dan maraknya media sosial. Pikiran Rakyat berusaha meraih hati para pembaca dengan fokus masuk media daring, namun sayangnya meskipun masih banyak pembacanya, isi dari berita Pikiran Rakyat online menurut para penulis tidak menggambarkan semangat Pikiran Rakyat cetak.

“Jurnalis yang dilapangan kerap menerima imbas caci maki dari masyarakat atas kualitas berita Pikiran Rakyat online yang jauh dari nilai-nilai Pikiran Rakyat. Konon, katanya memang ini yang disebut kekinian.Sementara jurnalis yang biasa mengurus Pikiran Rakyat cetak tidak terlalu mengerti tentang pengembangan Pikiran Rakyat online dan model bisnis yang diterapkan manajemen Pikiran Rakyat Online.” (Halaman 135)

Selain akibat digitalisasi era informasi, kondisi Pikiran Rakyat cetak semakin menurun kala pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020 sampai sekarang.

Sebenarnya Pikiran Rakyat sebagai media cetak yang telah berusia lebih dari 50 tahun ini, telah mengalami beberapa kali krisis dan masih tetap bertahan dengan idealismenya.

“Pertama krisis moneter 1997, kedua ancaman-ancaman kekerasan pasca reformasi pada 1998.Hantaman disrupsi ini barangkali adalah yang ketiga. Dampak yang bisa diketahui publik atau pembaca di antaranya penyusutan jumlah halaman koran secara bertahap.Keempat krisis yang menghantam Pikiran Rakyat di sepanjang perjalanan sejarahnya datang dari luar yakni pandemi Covid-19. Dua yang pertama berhasil dilewati. Dua berikutnya sedang kuat-kuatnya membelit langkah perusahaan.” (Halaman 216-218).

Dalam Buku Di Sini Cerita Kami Titipkan pula para penulis menyuguhkan kondisi Pikiran Rakyat, saat kantor redaksi yang berada di Jalan Soekarno Hatta No 147 terbakar pada Sabtu pagi 4 Oktober 2014, namun semuanya tetap semangat untuk bangkit dan tetap terbit.

Selain itu, terdapat catatan dari para penulis yang mengisahkan pengalaman seru, mendebarkan, mengharukan, hingga horor dalam memburu berita.

Semoga Pikiran Rakyat cetak sebagai korannya orang Jawa Barat, dapat menemukan jalan untuk tetap hadir dan selalu menyajikan berita yang sesuai dengan idealisme Pikiran Rakyat sejak lama bagi masyarakat. Semangat (*/Golali.id)