Dari waktu ke waktu, angka penderita diabetes di dunia terus meningkat. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) yang diperbarui per Juli 2016, jumlah penderita diabetes pada 2014 mencapai 422 juta jiwa. Angka tersebut meningkat sekitar empat kali lipat dibandingkan pada 1980 yang mencapai 108 juta jiwa.
Tingginya angka diabetes tersebut dipicu berbagai hal antara lain, faktor keturunan dan pola hidup yang tidak sehat, sehingga mengganggu keseimbangan kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh pasien. Dalam “Buku Pintar Diabetes”, K Safira menjelaskan berbagai cara untuk mencegah dan mengontrol diabetes.
Secara umum penyakit ini terdiri dari empat jenis, yang sangat berkaitan erat dengan penyebabnya. Pertama diabetes tipe 1 yang sangat berhubungan erat dengan unsur keturunan dari keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit ini. Kedua diabetes tipe 2, salah satu penyebab timbulnya tipe ini karena kelebihan berat badan (obesitas).
Ketiga diabetes gestasional yang dikenal sebagai diabetes yang dipicu oleh kehamilan. Pada situasi tertentu, kehamilan dapat meningkatkan kadar gula darah. Sering kali, kasus ini terdiagnosa saat usia kehamilan sudah separuh jalan sampai dengan trimester akhir. Normalnya, diabetes gestasional akan mereda dengan sendirinya setelah masa kehamilan berakhir.
Keempat diabetes insipidus, berkaitan dengan adanya masalah pada ginjal. Pada kasus ini, ginjal tidak dapat merespon hormon yang mengatur keseimbangan cairan. Masalah utama dari kondisi ini berkaitan dengan hormon ADH atau hormon antidiuretik (antidiuretic hormone). Jenis hormon ini diproduksi di bagian otak. Pelepasan hormon ADH dipicu dehidrasi atau hilangnya cairan di dalam tubuh, yang memicu penyimpanan air di dalam ginjal. Akibatnya, urin yang dikeluarkan pun pekat (hal 10).
Khusus untuk diabetes tipe 2 yang diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat, biasanya pasien akan mengalami keadaan prediabetes. Di mana prediabetes merupakan kondisi yang umumnya diderita seseorang, sebelum akhirnya positif didiagnosa diabetes tipe 2. Gejala yang dialami antara lain sering merasa haus, sering buang air kecil, merasakan sangat lesu, dan penglihatan yang kabur. Seseorang yang memiliki kondisi prediabetes, berarti memiliki kadar gula darah antara 108 – 125 miligram per desiliter setelah berpuasa selama semalam.
Pasien yang sudah divonis prediabetes, masih ada kesempatan untuk tidak berlanjut menjadi diabetes tipe 2, caranya dengan mengubah pola dan gaya hidup seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, mengurangi berat badan jika pasien obesitas, dan cukup waktu tidur dan beistirahat (hal 14).
Apabila terlanjur menderita diabetes, meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, bukan berarti pasien tidak memiliki harapan hidup dan menjalani kehidupan dengan normal. Asalkan, pasien dapat mengelola pola hidup yang sehat dan selalu berkonsultasi dan berobat kepada tim medis yang ahli dalam penyakit ini.
Pasien harus selalu menjaga pola makan dan diet, hal ini sangat penting terutama dalam memastikan jumlah asupan karbohidrat yang tidak berlebihan. Pasalnya karbohidrat sangat cepat memengaruhi tingkat glukosa, dibandingkan protein dan lemak.
Sedangkan dalam mengatur diet ada beberapa tips, memperbanyak variasi makanan yang disantap dalam sekali makan seperti kombinasi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Perhatikan juga asupan kalori, yang besarnya tergantung pada tingkat aktivitas, jenis kelamin, dan usia dalam menjaga berat badan.
Selain itu penderita diabetes diwajibkan untuk berhenti merokok. Kandungan nikotin dalam rokok dapat mempersempit dan mengeraskan pembuluh darah, yang akhirnya membatasi aliran darah di seluruh tubuh.
Olahraga secara teratur dapat membantu penderita, dalam mengontrol gula darah dan bahkan menurunkan risiko terserang penyakit kardiovaskular. Ketika tubuh bergerak aktif, otot-otot yang digunakan untuk menggerakan badan pun menggunakan lebih banyak glukosa dibandingkan otot-otot yang sedang beristirahat. Meski demikian pasien harus dapat memilih jenis olahraga, yang tidak membahayakan kesehatannya seperti berjalan kaki, Tai chi, Yoga, berenang, dan sepeda statis (hal 136).
Induk Segala Penyakit
Dalam buku yang terdiri dari delapan bab ini, penulis menjabarkan berbagai penyakit yang akan muncul jika penderita diabetes tidak mendapatkan penanganan dengan baik. Sehingga memicu penyakit lainnya yang serius dan berbahaya.
Pasien diabetes memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit jantung dibandingkan orang tanpa diabetes. Penyebabnya karena pengerasan pembuluh arteri koroner atau aterosklerosis. Gangguan pada ginjal pun termasuk komplikasi dari efek diabetes, sebab ginjal pasien yang menderita diabetes akan dipaksa untuk bekerja lebih keras dalam menyaring darah.
Selain itu, diabetes pun dapat menyebabkan kerusakan saraf antara lain saraf di kaki dan sistem pencernaan. Diabetes juga bisa menimbulkan kerusakan mata (retinopati diabetik), terutama bagian retina karena kadar gula darah yang terlalu tinggi dalam waktu lama, akan menyumbat pembuluh darah kecil yang berfungsi untuk menjaga kesehatan retina.
Tak hanya itu, gangguan lainnya dari diabetes dapat menyebabkan masalah kulit, gigi, dan gusi. Di samping itu, diabetes pun dapat menyebabkan depresi yang memicu gangguan psikis, sebab sebagai salah satu penyakit kronis seringkali pasien tidak mampu atau tidak ingin merawat kondisi tubuhnya. Pasalnya penanganan diabetes, memerlukan waktu seumur hidup untuk menjaga kestabilan tubuhnya (hal 88).
Buku ini menjelaskan, beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah seperti bawang, ginseng, pare, kemangi suci, buah kaktus, dan kelabat. Buku ini tidak hanya cocok dibaca penderita diabetes tetapi semua orang, sehingga dapat menjaga kesehatan tubuhnya dari diabetes. (*/Golali.id)
Judul Buku : Buku Pintar Diabetes : Kenali, Cegah, dan Obati!
Penulis : K Safira
Cetakan : I, 2018
Penerbit : Healthy
Tebal : viii + 151 halaman
ISBN : 978-602-5469-99-2
Harga Buku : Rp 48.500