Rengkong salah satu seni tradisional dari Kabupaten Cianjur berkaitan dengan pesta panen padi di kawasan tersebut.
Dari berbagai literatur, Rengkong merujuk pada suatu alat yang terbuat dari bambu untuk memanggul padi dari sawah ke leuit (tempat menyimpan beras dalam bahasa Sunda). Di mana padi tersebut diikat pada injuk di kedua tepi dari rengkong.
Mungkin kesenian ini tercipta saat para petani yang berjalan beriringan membawa rengkong, gerakan petani berjalan tersebut menyebabkan bunyi sebagai hasil gesekan dari injuk dan bambu.
Apalagi dengan hasil panen yang melimpah, para petani itu pastinya berjalan dengan bersuka cita. Dalam perjalanan waktu, bunyi dari beberapa rengkong itu menghasilkan nada sebagai musik yang khas.
Cara memainkan rengkong
Sehingga menjadi suatu pertunjukan seni di kala panen sebagai rasa syukur dan hiburan, bagi para petani.
Termasuk masyarakat yang menontonnya, setelah lelah melakukan aktivitas panen. Seni ini biasanya dimainkan oleh lima lelaki dewasa.
Untuk semakin meramaikan suasana atraksi seni ini, dipadukan dengan berbagai alat musik tradisional khas Pasundan.
Para pemain mengenakan busana tradisional pria Sunda, yaitu pangsi hitam lengkap dengan ikat kepala dan sarung yang diselendangkan di pundak.
Seni ini biasa dipentaskan di tanah lapang terbuka, bekas lahan panen padi maupun berbentuk helaran.
Dalam satu pertunjukan selain pemain dan waditra Sunda, dilengkapi dengan pria yang membawa alat pertanian seperti cangkul, arit, wuluku (alat pembajak sawah tradisional). (*/Golali.id)