Komunitas pegiat lingkungan Rastik, yang selama ini dikenal mengolah sampah anorganik menjadi berbagai karya yang unik dan dapat digunakan. Kini mulai mengubah sampah organik menjadi berbagai produk.

Komunitas Rastik yang berlokasi di Jalan Pamitran IV No 22 Kelurahan Cipadung Kulon Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Rastik membuat busana dari bekas kulit jengkol.

Bahkan, busana ini sempat mendapatkan penghargaan dari Atalia Praratya tahun 2017, semasa Ridwan Kamil masih menjadi Wali Kota Bandung.

“Waktu itu kami diundang ke acara fashion show pameran batik di Siliwangi tahun 2017. Beberapa busana yang kami buat itu dari bahan kulit jengkol dan bekas jok sofa. Alhamdulillah dapat penghargaan dari Ibu Atalia,” urai Founder dan creator Rastik, Enie Mualifah dikutip dari rilis HUMAS PEMKOT BANDUNG.

Enie menjelaskan, kegiatan pengolahan limbah organik ini juga merupakan salah satu inovasi dari Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK), yang berada di bawah Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Enie sangat berharap, akan semakin banyak orang yang bisa teredukasi dari hasil karyanya bersama teman-teman di komunitas Rastik ini.

“Semoga masyarakat jadi paham ya kalau sampah itu juga masih punya nilai ekonomi kalau kita bisa mengolahnya dengan cara yang tepat,” tuturnya.

Ia mengatakan, komunitas Rastik biasanya mengadakan kegiatan rutin setiap Sabtu dan Minggu. Mulai dari proses pengumpulan barang bekas sampai membuatnya menjadi sebuah karya bernilai ekonomi.

“Biasanya kita dapat sampah dari warga sekitar. Tapi, kalau saat kita bikin ternyata masih kurang bahan, biasanya kita cari ke tukang rongsok,” ujar Enie dikutip dari rilis HUMAS PEMKOT BANDUNG.

Hasil dari prakarya ini, mereka jual melalui online. Enie mengungkapkan, banyak respon positif yang ia terima dari konsumennya.

Tak hanya personal, tapi juga dari tataran pemerintah kerap memesan karya tangan Enie dan kawan-kawan Rastik.

“Banyak yang pesan Alhamdulillah. Ada dari pemerintah sekitar Bandung. Ada juga yang personal dari Kalimantan pesan karya kita,” ungkapnya.

Untuk kisaran harga, Enie menyebutkan, tergantung dari tingkat kesulitan dalam membuat pesanannya. Sebab, jika semakin rumit atau spesifik, biasanya sulit juga dalam mencari bahan baku barang bekas elektronik yang dibutuhkan.

“Kisaran harga Rp25.000 – Rp1,5 juta. Selain dari ukuran, harganya juga tergantung tingkat kesulitan bahan dan lamanya pembuatan,” ucap Enie. (*/Golali.id)

Foto : Humas Pemkot Bandung