Solihin Gautama Purwanegara atau Solihin GP, yang akrab disapa Mang Ihin lahir 21 Juli 1926. Solihin GP meninggal dunia, Selasa 5 Maret 2024, di RS Advent Bandung, Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Istri Solihin GP bernama Maryam Harmain.
Solihin GP adalah purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI. Solihin GP mengawali karier militer ketika masa revolusi sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat Kabupaten Bogor, kemudian bergabung dengan Divisi Siliwangi.
Solihin GP menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari 1970 sampai 1975. Salah satu kiprahnya yang mencuat, yakni ketika ia mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan memasyarakatkan padi yang disebut dengan gogo rancah.
Solihin GP juga dikenal sebagai sesepuh Jawa Barat dan Siliwangi, pejuang lingkungan dan pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS). Mang Ihin juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persib Bandung.
Baca juga : Suasana Pawai Persib Juara di Kota Bandung
Putri kedua Solihin GP, Yani Haryani Solihin mengisahkan ayahnya adalah sosok yang sangat bersahaja dan tidak menyukai kemewahan. Itulah alasan mengapa keluarga mereka hanya tinggal beberapa bulan di Gedung Negara Pakuan dan memilih kembali ke kediaman pribadi di kawasan Mundinglaya, Kota Bandung.
“Bapak orangnya bersahaja, tidak suka yang formil-formil. Ketika kami di sini, Bapak tidak betah lama karena suasananya sangat sepi, bahkan tidak ada tukang jajanan seperti bakso yang lewat,” ungkap Yani saat mengunjungi Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Minggu 16 Februari 2025.
“Akhirnya, kami kembali ke rumah pribadi di Mundinglaya, dekat Cikapayang, setelah beberapa bulan tinggal di sini,” katanya.
Penggunaan Gedung Pakuan
Meski demikian, Gedung Negara Pakuan tetap dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan kerja dan menerima tamu kenegaraan. Salah satu momen bersejarah adalah ketika Sri Ratu Belanda Juliana beserta Pangeran Bernhard berkunjung pada tahun 1971 saat Solihin GP menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Pada tahun 1971, Sri Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard menginap di Gedung Negara Pakuan dalam kunjungan kenegaraan mereka. Menurut Yani, Sri Ratu Belanda sangat terpesona dengan keindahan dan keanggunan Gedung Negara Pakuan yang bergaya arsitektur Indische Empire Stijl. Bahkan, Ratu Juliana mengutarakan harapannya agar bangunan bersejarah tersebut tetap dipertahankan dan dilestarikan.
“Di sini dulu hanya untuk menerima tamu dan agenda kerja. Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard pernah menginap di sini dan sangat terkesan dengan arsitekturnya,” kata Yani.
Selama menjabat menjadi Gubernur Jawa Barat, Solihin GP tidak ingin mengubah apapun di Gedung Pakuan demi efisiensi anggaran.
“Beliau tidak mau mengubah apapun di Gedung Pakuan karena sayang anggarannya, lebih baik digunakan untuk kepentingan rakyat. Hidupnya sangat sederhana, namun penuh komitmen untuk memajukan masyarakat Jawa Barat,” kata Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin saat menerima keluarga almarhum Solihin GP. (Humas Pemkot Bandung/Humas Pemprov Jabar/Golali.id)