Pemkot Bandung Usulkan Jalur BRT Didesain Khusus

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mendorong percepatan pembangunan dan penataan jaringan Bus Rapid Transit (BRT) di wilayah Bandung Raya, sebagai upaya meningkatkan aksesibilitas transportasi umum yang modern, nyaman, dan terintegrasi.

Setelah perencanaan dan perizinan rampung, pembangunan jalur dan stasiun BRT diharapkan dimulai pada awal 2025. Proyek ini juga mencakup 21 rute dengan total 34 stasiun BRT dan 768 halte di luar koridor utama dengan 579 unit Bus.

Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara mengusulkan agar setiap stasiun BRT dilengkapi dengan fasilitas parkir motor guna mempermudah perpindahan moda bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi.

“Kalau bisa di setiap stasiun ada disiapkan tempat parkir motor. Ini sangat membantu masyarakat dalam beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,” ujarnya saat memimpin Rapat Persiapan Konstruksi dan Penataan Feeder BRT di Balai Kota, Selasa 5 November 2024.

Koswara mengatakan jalur khusus untuk BRT harus didesain secara berbeda dari jalan lainnya, baik dalam material maupun estetika. Hal itu untuk menandai jalur tersebut sebagai prioritas bagi bus BRT.

“Dengan perbedaan ini, secara psikologis pengguna jalan akan paham bahwa jalur tersebut adalah khusus untuk bus dan bukan untuk umum,” ujarnya.

Koswara mengatakan masalah sosial yang berkaitan dengan pembangunan BRT ini salah satunya PKL dan parkir liar merupakan tantangan berat, namun hal ini menjadi momentum penting untuk memperbaiki tata kota Bandung.

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), penertiban ini akan dilakukan dengan solusi yang terencana, seperti relokasi dan pendekatan yang lebih manusiawi untuk meminimalkan dampak sosial.

Lebih lanjut, kata dia nantinya secara detail persiapan Konstruksi dan Penataan Feeder BRT di Kota Bandung akan dibahas antara OPD bersama tim konsultan PMC World Bank dan kementerian terkait.

“Untuk waktu pembahasan makin cepat semakin baik. Semoga satu dua Minggu kedepan bisa selesai,” ungkapnya.

Baca juga : Rute Trans Metro Pasundan Dipati Ukur – Jatinangor Via Tol Moh Toha

Sementara itu, Deputy Team Leader dari PMC World Bank, Pandit Pranggana menjelaskan proyek BRT merupakan bagian dari Indonesia Mass Transit Project (Mastran) yang didukung oleh Bank Dunia dan Agence Française de Développement (AFD). Proyek ini dirancang untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas transportasi publik di Bandung Raya.

Saat ini pihaknya bersama Pemkot Bandung tengah membahas terkait beberapa hal dalam persiapan konstruksi dan penataan feeder BRT, di antaranya:

1.Detailed Engineering Design (DED).
2.Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Rencana Konstruksi.
3.Strategi Manajemen Parkir.
4.Mitigasi Sosial dan Lingkungan.
5.Perizinan Pembangunan.
6.Layout Depo dan End Station.
7.Rencana Rute BRT dan Feeder.

(Humas Pemkot Bandung/Golali.id)

foto : Humas Pemprov Jabar