/Pasar Klewer Manjakan Pecinta Fashion

Pasar Klewer Manjakan Pecinta Fashion

Bagi pecinta fashion, Pasar Klewer yang terletak di Jalan dr Radjiman No 5A Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon di Kota Surakarta bisa jadi tempat yang paling menyenangkan untuk berburu berbagai jenis busana dari model tradisional sampai kekinian.

Ya, di pasar yang lokasinya berdekatan dengan Keratonan Kasunan Surakarta Hadiningrat dan Masjid Agung Surakarta ini aneka ragam busana tersedia di sini, baik untuk pria dan wanita dewasa maupun anak-anak.

Corak batik yang pasti mendominasi busana yang dijual pasar ini, hal ini tentunya berkaitan dengan Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Solo sebagai Kota Batik.

Pasar Klewer sebagai pasar tradisional untuk pusat penjualan busana, maka berbelanja di sini sangatlah menyenangkan, karena untuk yang pandai menawar harga, di pasar ini pembeli bisa menawar harga busana yang ditawarkan penjual.

Meskipun pasar tradisional namun gaya bangunan dari pasar ini cukup modern, ya pasar berlantai tiga ini tertata rapi dan rapi yang dilengkapi dengan lift.

Selain busana, pasar ini dilengkapi dengan pusat kuliner yang berada di lantai tiga, sehingga setelah lelah berbelanja kita bisa memanjakan lidah dengan beragam kuliner khas Kota Solo.

Pasar Penyimpan Sejarah

Pasar Klewer bukan lah pasar baru yang ada di Kota Solo, melainkan telah menemani kehidupan warga Solo sejak zaman penjajahan Jepang. Pasar ini telah hadir sejak 1942 yang tentunya kondisinya berbeda dengan saat ini.

Di masa lalu pasar ini memang sudah menjual produk tekstil, berbeda dengan sekarang para pedagang menata dagangannya di dalam etalase di masa itu para pedagang hanya menggantungnya hingga menjuntai atau dalam bahasa Jawa kleweran . Itulah yang menjadikan nama pasar ini Klewer.

Baca juga :  Syarat Ikut Sayembara Logo Hari Jadi ke-212 Kota Bandung

Adapula yang menyebutnya Pasar Slompretan, karena pada awal berdirinya di sekitaran kawasan ini digunakan untuk pemberhentian dan pemberangkatan kereta api, yang selalu terdengan tiupan terompet ( slompret dalam bahasa Jawa) saat akan berhenti dan berangkat.

Pasar ini kemudian mengalami pembangunan pada tahun 1970, namun pada 2014 mengalami kebakaran. Pada tahun 2017 pasar ini selesai dibangun kembali dengan kondisi mengikuti masa kini, namun tetap mempertahankan ciri khas Solo melalui bentuk atap dan ornamen batik di dinding luar pasar. (*/Golali.id)