Salah satu kegiatan dalam Pasar Pasisian Leuweung (dok: Humas Pemprov Jabar)

Opik, salah satu peserta program Petani Milenial Jabar mengaku pada awalnya bekerja di Jakarta dengan gaji Rp10-12 juta per bulan.

Namun karena di kampungnya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap, OpikĀ  memutuskan pulang dan memulai merintis usaha bersama keluarga.

“Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat,” ujar Opik.

Opik memiliki dua orang kakak, yang juga hanya bekerja sebagai tukang ojek. Ia lebih beruntung karena bisa mendapatkan beasiswa sekolah di salah satu politeknik di Bandung. Ia kemudian melakukan survei dan memilih untuk membudidayakan jamur tiram.

“Saya lulusan politeknik, teknik elektro, sama sekali tidak ada basic bertani. Namun karena tekad akhirnya bisa,” ujar Opik.

Opik mengaku, memulai menanam jamur tiram sejak 2014, dan kini semakin berkembang setelah mengikuti program Petani Milenial.

Kini penghasilannya sudah cukup. Bahkan orang tua, kakak dan para tetangganya kini bisa ikut bersama-sama membudidayakan jamur tiram. Berkat dirinya, bukan hanya keluarga, namun para tetangganya pun bisa menikmati hasil dari pertanian jamur tiram. (Humas Pemprov Jabar/Golali.id)

Foto : Humas Pemprov Jabar

Keterangan foto : Petani Milenial asal Pangalengan Kabupaten Bandung, Opik (tengah)