Berekreasi tidak terbatas mengunjungi objek wisata yang berada di suatu tempat. Menjelajahi suatu kawasan yang menyuguhkan suasana yang berbeda, bisa menjadi pilihan untuk mengisi liburan.
Itulah yang saya lakukan ketika melancong ke Kabupaten Garut. Di kawasan yang mendapatkan julukan Swiss van Java ini, saya mengunjungi Kampung Batu Haseum yang berada di Desa Bayongbong, Kecamatan Bayongbong.
Di wilayah yang terletak sekitar 13,5 km dari Alun-alun Garut ini, saya dimanjakan dengan pemandangan alam yang menyejukan mata, berupa lahan pertanian bertingkat yang disebut terasering atau sengkedan, lengkap dengan aktivitas petani yang sedang menyiram tanaman.
Lahan pertanian yang berada di kaki Gunung Cikuray ini, tidak hanya digunakan untuk menanam padi tetapi juga berbagai jenis sayuran dan tembakau. Cara bercocok tanam untuk sayuran dan tembakau menggunakan pola tanam tumpang sari.
Di mana dalam satu lahan pertanian, ditanami dua sampai tiga jenis tanaman. Seperti daun bawang ditanam dengan cabai merah dan kacang merah, sementara tembakau ditanam dengan singkong.
Selain itu, di tempat ini saya bisa melihat secara langsung pembuatan tepung aren yang dalam bahasa Sunda disebut aci kawung. Pabrik-pabrik yang dimiliki dan dikerjakan warga sekitar ini, berupa bangunan sederhana yang di dalamnya terdapat alat parut dan bak-bak berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk menampung pati aren hasil penggilingan.
Sementara pada bagian luar, kita akan melihat tumpukan batang aren, juga aktivitas warga yang sedang menjemur pati aren.
Batang aren yang akan dibuat menjadi tepung ini berasal dari perkebunan pohon aren yang berada di Kabupaten Garut dan Tasikmalaya.
Proses produksi di sentra tepung aren ini, masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan peralatan sederhana dan tenaga manusia, hanya pada proses penggilingan batang aren menggunakan mesin parut yang digerakkan mesin diesel.
Proses pembuatan tepung aren dimulai dengan membelah batang aren menjadi beberapa bagian, kemudian batang aren dimasukkan ke dalam mesin parut. Hasil parutan berupa serabut, kemudian diperas dengan ditambahkan air secara terus- menerus.
Hasil perasan yaitu air dan pati ditampung di dalam bak, yang diendapkan selama satu malam. Pengendapan bertujuan untuk memisahkan air dan pati, pada pagi hari air yang berada dibagian atas dibuang, sementara pati yang berwarna putih dikumpulkan dan dijemur di bawah sinar matahari.
Kala musim kemarau penjemuran membutuhkan waktu selama satu hari, sementara jika musim hujan tepung aren baru kering dalam waktu dua sampai tiga hari. Tepung yang sudah kering ini, biasanya dijual ke pasar-pasar yang berada di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, dan Bandung.
Selain itu adapula yang membeli langsung ke pabrik, saya pun membelinya sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang. Tepung aren ini biasa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan ongol-ongol, es goyobod, es cendol, ciwang, bakso, dan lain-lain. (*/Golali.id)