(dok : Lisdhaniati)

“Di mana-mana di dunia ada ketegangan ekonomi, politik, dan agama. Jadi kita butuh cokelat.” (Alain Ducasse).

Kutipan di atas mungkin terasa berlebihan. Namun, penggemar cokelat sangat mungkin mengakui kebenarannya. Menikmati cokelat, dalam segala variasi bentuknya, memang memberikan sensasi rasa yang menyenangkan. Secara medis, konsumsi cokelat dalam jumlah wajar juga bermanfaat bagi kesehatan. Sebab, cokelat kaya antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan katekin yang bagus untuk sel-sel tubuh.

Jika Anda penggemar cokelat, mengunjungi Kampung Coklat di Jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur bisa menjadi pilihan. Sesuai namanya, Kampung Coklat merupakan tempat wisata sekaligus tempat edukasi dengan tema cokelat.

Sebentar, sebentar. Apa sih beda coklat dengan cokelat?

Kata yang baku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cokelat. Namun, kata coklat banyak digunakan oleh masyarakat luas. Jadi, jangan bingung jika artikel ini menggunakan kata cokelat untuk membahas Kampung Coklat.

Sejarah dan Fasilitas di Kampung Coklat

Kampung Coklat berdiri di atas lahan dengan luas kurang lebih 6,5 hektare. Tempat ini beroperasi sejak tahun 2014 dan menjadi kebanggaan daerah Blitar. Pada hari biasa pun, Kampung Coklat dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Terlebih pada hari libur, wisatawan memadati berbagai spot di Kampung Coklat.

Siapkan stamina untuk menjelajahi semua area. Bagi yang ingin menghemat tenaga, bisa menyewa golf car untuk berkeliling ke semua titik. Di Kampung Coklat, wisatawan bisa melihat “perjalanan”cokelat mulai dari bibit tanaman, kebun cokelat, panen dan pengolahan buah cokelat, hingga menjadi cokelat siap konsumsi. Kampung Coklat menerapkan sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan.

Edukasi tentang cokelat disajikan secara menarik, sehingga pengunjung tidak merasa “sedang belajar.” Misalnya saja, pengunjung diajak mencicip daging buah cokelat langsung dari kebun cokelat. Pengunjung juga bisa melihat tempat pengolahan biji cokelat, menjadi cokelat enak yang kita kenal sehari-hari. Tidak afdol jika pulang tak membawa oleh-oleh. Permen cokelat, cokelat batang, cokelat bubuk, cokelat pasta, bahkan buah kakao bisa dijadikan buah tangan.

Selain edukasi, Kampung Coklat sangat cocok untuk liburan dan hiburan keluarga. Terdapat aneka wahana permainan bagi anak-anak maupun orang dewasa. Terdapat hall indoor dan outdoor yang bisa digunakan untuk acara bersama. Bagi yang suka foto-foto, spot unik dan estetik bertebaran di mana-mana. Bagi pengunjung yang ingin menghabiskan waktu lebih lama, tersedia penginapan di kebun cokelat.

Kampung Coklat didirikan oleh H Kholid Mustofa sejak tahun 2014. Sebelum tahun itu, Kholid telah memiliki lahan seluas 720 meter persegi yang ditamani sekitar 120 batang tanaman cokelat/kakao. Namun, kebun cokelat itu bukan menjadi perhatian Kholid yang saat itu berkonsentrasi pada usaha ternak ayam. Kholid baru fokus mengelola kebun cokelat setelah kebangkrutan usaha ternak ayam akibat wabah flu burung.

Berjalannya waktu, Kholid melihat peluang emas pada usaha tanaman cokelat. Ia pun menimba ilmu tentang tanaman dan pengolahan cokelat ke berbagai pihak. Ia juga menggandeng masyarakat sekitar untuk mengembangkan tanaman cokelat. Dari semula hanya bertanam cokelat, Kholid mengembangkannya menjadi tempat wisata edukasi dan hiburan yang ramai pengunjung. (Lisdhaniati)