Masih dalam rangkaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) hingga September 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengunjungi Posyandu Melati 2 RW 08 Kebongedang Kecamatan Batununggal pada Kamis, 11 Agustus 2022.
Lokasi ini merupakan posyandu multifungsi yang menjadi juara 1 dalam penilaian posyandu terbaik se-Kota Bandung pada Juli 2022 silam.
Kemudian, pada Oktober 2022 mendatang, Posyandu Melati 2 RW 08 Kebongedang akan mewakili Kota Bandung pada perlombaan tingkat provinsi.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap, posyandu ini bisa menjadi role model bagi posyandu lain di Kota Bandung.
“Dengan sistem posyandu multi fungsi, mudah-mudahan bisa terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Bandung. Dengan begitu kita bisa mengurangi risiko penyakit pada anak-anak dan bayi ke depannya,” harap Kang Yana.
Sebab Kang Yana mengakui, jika kegiatan imunisasi anak sempat tertunda selama pandemi melanda. Maka, BIAN kali ini perlu dioptimalkan dengan maksimal agar seluruh anak yang belum memenuhi imunisasi lengkap, bisa segera terfasilitasi.
Sementara itu, Lurah Kebongedang, Yusuf Firmansyah mengatakan, untuk bisa mengoptimalkan kinerja posyandu yang multifungsi dan terintegrasi, perlu adanya kolaborasi pentahelix.
“Kolaborasi antara akademisi, perusahaan, pemerintah, media, dan komunitas untuk mewujudkan posyandu juara multifungsi,” kata Yusuf.
Ia memaparkan, posyandu multifungsi merupakan posyandu tribina keluarga, yakni bina balita, remaja, dan lansia. Beberapa kegiatannya antara lain imunisasi lengkap, pola asuh anak remaja (PAAR), senam ibu hamil, serta pengecekan tensi dan gula darah untuk lansia.
“Untuk mewujudkan ini semua, kami bekerja sama dengan Baznas Kota Bandung dan Stikes Dharma Husada sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari tridharma perguruan tinggi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, program yang sedang difokuskan di posyandu tersebut adalah penurunan angka stunting. Sebab Kelurahan Kebongedang termasuk dalam wilayah intervensi penurunan angka stunting di Kota Bandung.
Inovasi dan kolaborasi yang telah pihaknya lakukan, antara lain Gumeulis (gerakan menciptakan lingkungan sehat), Kang Ibing (gerakan berbagi untuk stunting), LA (lembur asih), Jumpalit (jumpa balita), dan Getar (gerakan tanpa rokok).
“Pada 2020 kasus stunting di wilayah kami sebanyak 154 kasus. Berkat kolaborasi, sekarang hanya tersisa belasan. Mudah-mudahan 2023 target saya Kebongedang bisa bebas dari stunting,” imbuhnya. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)
foto : Humas Pemkot Bandung