(dok : Humas Pemprov Jabar)

Sekda Jabar, Herman Suryatman mendorong kabupaten dan kota segera meninggalkan metode penimbunan sampah di TPA dari open dumping dan beralih ke sistem controlled landfill paling lambat akhir Desember 2025.

Hal ini sejalan dengan UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang mana ada konsekuensi hukum bagi pemda yang masih menggunakan metode open dumping.

Hingga saat ini masih ada belasan TPA yang masih open dumping seperti TPA Burangkeng di Kabupaten Bekasi, TPA Pangandaran di Kabupaten Pangandaran, TPA Kopi Luhur di Kabupaten Cirebon.

“Sampah bukan masalah biasa, ini sudah masalah luar biasa, tentu penanganannya pun harus luar bias. Kita ikhtiarkan walaupun berat,” ujar Herman Suryatman.

Klik informasi lebih detail tentang Bandung Raya di golalibandung.my.id

Herman menekankan pentingnya pengolahan sampah sejak dari rumah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang berarti mengurangi, memanfaatkan ulang, hingga mendaur ulang sampah.

“Kami tegaskan semuanya paling akhir bulan Desember beralih ke controlled landfill,” kata Herman.

“Berikutnya kita dorong juga sanitary landfill,” sambung Herman.

Persoalan baru

Herman mengingatkan persoalan sampah jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat akan memicu berbagai persoalan mulai dari isu sosial, ekonomi, hingga kesehatan.

“Ini masalah yang kelihatannya ringan, tapi faktanya berat. Jangan sampai menunggu persoalannya ini meledak,” tegas Herman.

Kata Herman, pengelolaan sampah modern harus mengombinasikan kebiasaan dengan teknologi, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi RDF (refuse-derived fuel), yang mengolah sampah menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang dapat digunakan oleh pabrik semen.

Herman juga mendorong pemda kabupaten dan kota komitmen dengan anggaran, baik lewat APBD murni maupun perubahan.

Di tingkat masyarakat, Herman juga mendorong optimalisasi pengolahan sampah organik menjadi kompos, pemanfaatan maggot, dan penerapan pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga.

Mindset-nya harus dibangun. Sampah bukan masalah tapi tantangan. Kalau diolah dengan benar bisa menghasilkan nilai ekonomi,” pungkasnya. (Humas Pemprov Jabar/Golali.id)