Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membeberkan sejarah dari Tarian Bedhaya Sapta yang diciptakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari Keraton Yogyakarta. Hal ini Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil ungkapkan saat gelaran Gempita Budaya (Gelar Muhibah Pikat Amerta Budaya) yang berlangsung di Depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa 7 Desember 2021.

“Tari Bedhaya Sapta itu ternyata adalah tarian yang diciptakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang inspirasinya dari babad Pasundan. Konon katanya ditemukan justru di Gedung Sate pada tahun 1970-an dan kitabnya itu dijadikan inspirasi,” terang Kang Emil.

Bedhaya Sapta yang merupakan tarian Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan ditarikan oleh tujuh penari perempuan ini, memiliki akhir cerita terjalinnya hubungan antara utusan Mataram dan tlatah Pasundan

Kang Emil mengisahkan pada zaman dulu, Sultan Agung (Raja Kerajaan Mataram Islam sebagai cikal bakal Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat) memerintahkan prajuritnya untuk membuat batas wilayah antara Jawa dan Sunda. Pada perjalanannya, jatuh hati kepada orang Sunda dan menikah.

“Sultan Agung mengirim utusan ke Tanah Sunda untuk membuat batas wilayah. Dalam perjalanannya jatuh cinta dan menikah dengan orang Sunda,” sambungnya.

“Jadi kesimpulannya yang dibawa oleh Yogyakarta adalah tarian sakral yang ada dan ditampilkan di keraton, yang saya juga baru tahu malam ini bahwa begitu dalam hubungan sejarah Jawa Sunda,” imbuhnya.

Pesan yang dapat dijadikan pelajaran dari kerja sama Jabar-Yogyakarta, menurut Kang Emil, adalah memotivasi semua pihak untuk terus bersatu dan mengurangi pertengkaran karena perbedaan.

“Pesannya adalah inilah yang harus diperbanyak antardaerah, di suasana kebangsaan kita yang bising oleh pertengkaran yang sifatnya tidak fundamental. Sehingga media juga perlu memotivasi persahabatan-persahabatan yang fundamental seperti ini,” tuturnya.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan Gempita Budaya dapat memperlihatkan betapa eratnya hubungan Jabar-Yogyakarta.

“Momentum yang sudah ada kami mencoba membuka sejarah yang pernah terjadi dan sudah dilakukan oleh para leluhur kami di dalam hubungan dengan Jawa Barat khususnya Padjadjaran,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sri Sultan Hamengku Buwono X pun mengatakan, kerja sama kedua provinsi tersebut sebagai lorong pembuka yang bisa menjadi peristiwa besar, sehingga menghasilkan sinergi dua daerah yang dapat bermanfaat bagi Indonesia.

“Semoga saja dari peristiwa yang sudah terjadi ini kita bisa membangun sinergi yang lebih bermanfaat bagi Republik ini,” harapnya. (*/Golali.id)

foto : Humas Pemprov Jabar