Artikel opini dari Pengamat UMKM Riyan Wahyudi, lulusan Program Magister Manajemen Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
Seluruh isi artikel murni pandangan dari penulis, isi artikel diluar tanggung jawab redaksi Golali.id
Salah satu tren yang berkembang dalam tiga tahun terakhir adalah semakin maraknya bisnis berbasis nilai-nilai Islam, seperti halal lifestyle dan green entrepreneurship. Menurut laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2022, pasar produk halal global diperkirakan mencapai USD 3,2 triliun pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan bahwa ada permintaan besar untuk produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keislaman. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian sosial menjadi fondasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga bisa mendorong keberlanjutan jangka panjang.
Bagi para wirausaha, Ramadhan dapat menjadi titik awal untuk membangun bisnis yang tak hanya mengutamakan keuntungan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
Misalnya, startup kuliner yang menggunakan bahan organik lokal tidak hanya mendukung petani kecil, namun juga mengurangi jejak karbon. Contoh lainnya adalah bisnis fashion yang menghasilkan produk ramah lingkungan dari bahan daur ulang. Pendekatan inilah yang mengukir peluang baru untuk bisnis yang tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan dalam era globalisasi.
Strategi Praktis untuk Membangun Bisnis di Bulan Ramadhan
Ada beberapa strategi untuk mulai membangun bisnis di bulan Ramadhan, antara lain:
1.Identifikasi Kebutuhan Pasar Lokal
Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh komunitas lokal merupakan langkah awal yang krusial. Misalnya, di daerah dengan banyak mahasiswa atau pekerja muda, penyediaan paket sahur atau takjil sehat yang terjangkau bisa menjadi solusi tepat guna menyesuaikan selera dan kemampuan ekonomi masyarakat setempat.
2.Mengintegrasikan Teknologi Digital
Data dari Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) menunjukkan bahwa transaksi online selama Ramadhan 2023 meningkat sebesar 25 persen. Transformasi digital ini membuka peluang bagi pelaku usaha untuk berinovasi dalam memasarkan produk mereka dengan cara yang lebih interaktif dan personal.
3.Menerapkan Prinsip Ekonomi Sirkular
Mengubah limbah produksi menjadi peluang baru melalui daur ulang tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Misalnya, sisa kain dari industri tekstil dapat diolah kembali menjadi aksesoris atau produk fashion unik, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
4.Berbagi Manfaat Melalui Program CSR
Program CSR yang terintegrasi dengan misi sosial dan keberlanjutan membantu membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Menyisihkan sebagian keuntungan untuk kaum dhuafa atau program edukasi anak-anak, merupakan langkah strategis yang memperkuat brand image dan menciptakan dampak positif secara luas.
Baca juga : Pentingnya Dukungan terhadap UMKM: Modal untuk Masa Depan
Langkah Strategis ke Depan
Transformasi digital dan ekonomi berbasis nilai di Indonesia bukan sekadar tren musiman, melainkan sebuah revolusi paradigmatis yang mengubah cara pandang kita terhadap bisnis. Dalam konteks Ramadhan, dimana nilai spiritual menyatu dengan aktivitas ekonomi, pelaku usaha harus mampu merancang strategi yang adaptif terhadap dinamika pasar. Tantangan yang muncul tidak hanya soal fluktuasi permintaan, tetapi juga intensitas persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, diversifikasi produk sepanjang tahun dan inovasi pemasaran berbasis digital menjadi kunci untuk mempertahankan eksistensi serta keuntungan jangka panjang.
Lebih jauh lagi, integrasi nilai-nilai keislaman dalam model bisnis mampu menciptakan ekosistem yang memberdayakan semua pemangku kepentingan—dari warga lokal hingga konsumen urban. Kewirausahaan berbasis nilai ini mengedepankan sinergi antara keuntungan finansial dan keberlanjutan sosial-lingkungan. Pendekatan holistik seperti ini mendobrak batasan tradisional dalam bisnis. Hal ini menjadi pemicu terciptanya inovasi yang tak hanya fokus pada profit semata, tetapi juga pada penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan bagi masyarakat dan bumi.
Ramadhan, sebagai momentum spiritual, memberikan kesempatan unik bagi wirausaha untuk mengevaluasi kembali nilai-nilai inti dalam bisnis. Apakah Anda siap mengukir masa depan bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan dan sosial? Dengan strategi yang tepat, transformasi ini bukan hanya mimpi, melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan bermakna.