VitaFlo
VitaFlo

Institut Teknologi Bandung (ITB) menghibahkan 20 unit produksi inovatif Powered Air-Purifying Respirator (PAPR) bernama VitaFlo kepada para tenaga kesehatan (nakes), yang ada di beberapa rumah sakit di Indonesia.

VitaFlo akan diberikan pada rumah sakit yang berada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, dan Kalimantan (masih konfirmasi). VitaFlo akan mampu memfilter bakteri dan virus dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Setelah ada alat ini (VitaFlo), nakes tidak perlu lagi memakai APD (alat pelindung diri) di bagian wajah. InsyaAllah cukup dengan VitaFlo,” kata Ketua Tim Peneliti VitaFlo, Yuli Setyo Indartono dalam rilis tertulisnya, Jumat 17 September 2021.

Untuk selanjutnya, sambung Yuli Setyo Indartono, VitaFlo tidak hanya dapat digunakan nakes tetapi bisa juga dipakai para pekerja industri yang sering terpapar debu dan partikel berbahaya.

“Filternya kita pilih yang versi industri, sehingga tidak mengalami kelangkaan saat banyak kebutuhan tenaga medis,” tutur Yuli Setyo Indartono.

“Kemampuan filtarsinya sama, hanya versinya saja yang industri supaya ketersediannya lebih terjamin,” sambung Yuli Setyo Indartono.

Mengenal VitaFlo, Produk Inovatif dari ITB untuk Filtrasi Bakteri dan Virus

VitaFlo merupakan produk inovatif Powered Air-Purifying Respirator (PAPR) buatan Institut Teknologi Bandung (ITB). Berikut fakta-fakta tentang VitaFlo :

  1. Ide awal pembuatan VitaFlo karena keprihatinan dari Ketua Tim Penelitian VitaFlo, Yuli Setyo Indartono yang melihat tenaga kesehatan (nakes) penanganan Covid-19 menggunakan alat
    pelindung diri (APD) berlapis-lapis pada bagian wajah. Mulai dari masker, goggle, dan face shield.

Ada dua komponen utama pada VitaFlo yaitu box blower dan filter untuk mengalirkan dan memfilter udara, serta penutup wajah atau full-face protector.

“Saya terinspirasi membuat facemask, namun apabila tidak dilengkapi dengan blower akan terjadi kebocoran dari samping karena tekanan udaranya tidak
positif. Makanya kami buat suplai udara menggunakan blower dan filter,” kata Yuli Setyo Indartono.

  1. VitaFlo ini dibuat di Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
  2. Pengembangan VitaFlo didukung Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
    (LPMM) ITB.
  3. Alat ini telah melalui beberapa kali pengujian.

Pertama dilakukan pengujian di laboratorium di STIH ITB. Tujuannya untuk melihat kemampuan alat dalam memfilter bakteri dan virus.

Hasilnya efektivitas filtrasi bakteri sebesar 99,9 persen untuk ukuran bakteri 0.5-2 um, dan 97 persen untuk partikel <0,1 um (ukuran virus).

Pengujian kedua di Laboratorium Energi Terbarukan FTMD ITB, untuk pengecekan laju aliran fluida masuk ke dalam full-face mask. Hasilnya
memenuhi standar.

  1. Untuk penggunaan VitaFlo telah dilengkapi dengan baterai yang mampu bertahan 5 jam 30 menit.
  2. VitaFlo akan dikerjasamakan dengan PT Rekayasa Inovasi ITB, untuk mencarikan partner indutsri sehingga VitaFlo dapat diproduksi secara massal. (*/Golali.id)

Dok : Humas ITB