Untuk dapat bertahan di era digital ini, pelaku UMKM harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital, salah satunya seperti Andi Supriyadi (27), seorang pedagang jeans asal Kabupaten Pekalongan Provinsi Jateng.
Pria asal Karangdadap, Kabupaten Pekalongan ini, sebelumnya berdagang di salah satu sentra perdagangan besar di Jakarta. Penurunan omzet yang dialami Andi menjelang tahun 2018, membuatnya bermigrasi ke platform online.
“Tahun 2017 itu penjualan udah mulai sepi. Banyak yang bayar pakai giro, banyak banget dalam satu bulan bisa beberapa orang ambil barang dengan tempo 5 bulan. Waktu 2018, gironya sampai saya jual karena banyak orang yang terlambat atau bahkan nggak membayar,” imbuh Andi dalam rilis Shopee yang diterima Golali.id.
Tak sampai di sana, keadaan semakin bertambah parah saat pandemi Covid-19, yang membuat tempatnya berjualan harus ditutup karena pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
Pada akhirnya Andi memutuskan untuk kembali pulang, ke kampung halaman di Pekalongan. Lalu berjualan di e-commerce Shopee dan memulai bisnis onlinenya dengan nama Inndenim.
Andi pun ini langsung tancap gas untuk bisa beradaptasi dengan sistem penjualan online. Andi langsung mencoba berbagai macam fitur seperti fitur diskon hingga promo gratis ongkos kirim. Alhasil, penjualan toko Inndenim di tahun pertama pun cukup melesat.
“Dulu awal-awal saya jualan online, penjualan cukup banyak karena belum banyak pesaing. Bahkan di tahun pertama itu, omzet saya di Shopee bisa mendekati omzet waktu saya jualan di toko,” kisahnya.
Saat ini, melalui e-commerce Shopee, pemasaran produk jeans milik Inndenim sudah merambah ke seluruh Indonesia, bahkan hingga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Meskipun begitu, persaingan dagang yang semakin ketat membuat Andi harus mencari metode terkini untuk pemasarannya, termasuk berjualan secara live streaming. Ia berusaha untuk menerapkan metode tersebut, agar bisa berkomunikasi secara dua arah dengan para pelanggannya.
“Saya tertarik untuk coba-coba jualan live streaming, soalnya biar pelanggan bisa tahu kualitas produk saya dan pembeli bisa lihat apa model yang mana yang kira-kira pas untuk mereka,”tutur Andi.
Andi pun berharap dengan hadirnya Shopee Center Pekalongan, dapat membantu dirinya sekaligus ribuan pelaku UMKM di Pekalongan untuk bisa meningkatkan kualitas pemasaran melalui teknologi digital.
Untuk diketahui, selain sentra batik, Pekalongan, Jawa Tengah juga memiliki jeans sebagai produk unggulan. Meskipun diproduksi melalui industri UMKM rumahan, nyatanya jeans dari Kota Santri ini memiliki kualitas yang bersaing hingga akhirnya diekspor ke berbagai negara tetangga seperti Malaysia. (Yatni Setianingsih/Golali.id)
foto : Shopee