Ketua Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Drug Discovery Unpad dan BRIN, Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si., menjelaskan tumbuhan Meliaceae hanya tumbuh di wilayah beriklim tropis. Adapun jenis tumbuhan Meliaceace yaitu petai cina, dukuh, kokosan, hingga langsat.
Sebanyak 65 persen penyebarannya ada di Indonesia. Karena itu, peluang riset tumbuhan Meliaceae oleh peneliti Indonesia sangat besar. Riset yang dihasilkan berpeluang disitasi oleh peneliti lain sehingga Indonesia bisa menjadi rujukan dari penelitian tentang tumbuhan Meliaceae di dunia.
Lebih lanjut, Prof. Unang mengatakan dari beberapa riset yang dihasilkan mengungkap tumbuhan ini memiliki sejumlah senyawa yang bisa sebagai antivirus, antimalaria, antitumor, antidiabetes, hingga antikanker. Bahkan, sebagai tumbuhan tropis, kandungan kimia dari tumbuhan Meliaceae akan terus berkembang.
“Berbeda dengan iklim subtropis di mana proses biosintesis pada tumbuhan tidak akan berjalan sepanjang tahun. Di iklim tropis, proses ini berjalan terus sehingga (kandungan kimianya) terus berkembang berevolusi menjadi struktur yang lebih unik dan menarik. Ini yang jadi menarik,” kata Prof. Unang dikutip dari website Unpad, Selasa 7 November 2023.
Prof. Unang sudah 20 tahun lebih meneliti tentang tumbuhan Meliaceae. Riset yang dilakukan sebagian besar melakukan eksplorasi terhadap kandungan kimianya. Dari riset tersebut banyak publikasi ilmiah telah dihasilkan. Namun, upaya untuk ke arah hilirisasi masih belum banyak dilakukan.
Beberapa waktu lalu, riset tersebut berhasil memperoleh hibah dari BRIN, sehingga riset yang dilakukan akan mulai berfokus pada eksplorasi senyawa sebagai kandidat obat.
“Akhirnya kita kolaborasikan penelitian ini melalui Pusat Kolaborasi Riset supaya senyawa yang dihasilkan bisa terus di-follow up untuk dimanfaatkan,” sambungnya.
Sampai saat ini PKR Discovery Drug Unpad – BRIN melalukan beberapa fokus aktivitas, ditahap awal, tim memetakan tumbuhan Meliaceae yang ada di Indonesia. Beberapa yang sudah terpetakan, seperti petai cina, duku, kokosan, hingga langsat. Diharapkan, proses pemetaan ini akan menemukan jenis spesies baru.
Tahap selanjutnya ialah mengeksplorasi kandungan kimia dan biologisnya. Tim optimistis akan mendapatkan senyawa potensial baru untuk kesehatan.
“Ini kekayaan kita, maka harus kita eksplorasi, jangan dibiarkan. Kalau tumbuhan yang dipakai hanya kayunya saja, lama kelamaan akan punah,” tegasnya.
Tumbuhan Meliaceae sendiri hanya ada di wilayah beriklim tropis. Prof. Unang menjabarkan, sebanyak 65 persen penyebarannya ada di Indonesia. Karena itu, peluang riset tumbuhan Meliaceae oleh peneliti Indonesia sangat besar. Riset yang dihasilkan berpeluang disitasi oleh peneliti lain sehingga Indonesia bisa menjadi rujukan dari penelitian tentang tumbuhan Meliaceae di dunia. (Yatni Setianingsih/Golali.id)
Foto : pixabay.com