Berdasarkan hasil penelitian tim KKNM Universitas Padjadjaran atau Unpad di Desa Ngamplangsari, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut dengan Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Laina Rafianti, M.H. Desa Ngamplangsari merupakan penghasil dodol dan wajit di Kabupaten Garut .

Penelitian dilakukan dalam bentuk observasi melalui pendekatan multidisipliner.

Mengutip website Unpad, dilihat secara antropologis  dodol dan wajit telah mengukit tempat istimewa dalam relung kehidupan budaya masyarakat Ngamplangsari. Sebagai salah satu elemen tak tergantikan, Dodol mewakili esensi kehangatan hubungan antarwarga, menjadi ikatan kuat di antara mereka.

Dalam setiap potongannya, dodol mencerminkan tali persaudaraan, menguatkan rasa keakraban, dan menunjukkan peduli serta perhatian yang tulus ketika dihadiahkan kepada orang lain.

Dalam pembuatan dodol pun ada pembagian peran laki-laki dan perempuan. Kaum laki-laki berperan mengaduk adonan Dodol di atas tungku dan perempuan membungkus dodol.

Berbeda dengan wajit, tidak terdapat pembagian peran dalam mengaduk dan membungkusnya.

Dodol dan wajit memiliki makna di momen-momen berharga, seperti peristiwa penting dan perayaan. Kehadiran dodol dan wajit menjadi simbol penerimaan dan berbagi suka cita, menggambarkan harmoni serta semangat gotong royong yang hidup di setiap sudut desa. (Yatni Setianingsih/Golali.id)