Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh. Ermariah menerangkan ada beberapa ciri gejala hewan ternak yang mengalami penyakit mulut dan kuku atau PMK :
Suhu hewan mencapai 39 derajat
Ada lepuhan seperti cacar di sekitar mulutnya
Di kakinya terdapat luka merah di sela-sela kuku.
“Maka dari itu, kondisi kandang harus selalu bersih. Semua yang keluar masuk kandang harus desinfeksi. Orang kandang harus punya baju kandang sendiri. Kami sudah fasilitasi itu untuk para peternak,” katanya dalam rilis HUMAS PEMKOT BANDUNG.
Meski telah diyakini PMK ini tidak bisa menyebar ke manusia, tapi Erma mengimbau untuk tetap menjaga keamanan dengan memilah bagian mana saja yang boleh dikonsumsi dan tidak.
“Dagingnya harus dimasak matang sebelum dikonsumsi. Sedangkan untuk tulang dan jeroan sebaiknya jangan dikonsumsi dulu,” imbau Erma.
Untuk menjaga ternaknya tetap aman dari PMK, salah satu peternak di Arcamanik, Bambang Heryanto mengatakan, telah rutin memberikan desinfektan dan vitamin pada sapi-sapi miliknya. Ia juga mengakui, jika pandemi berdampak pada penjualan ternaknya.
“Dulu, normalnya di sini ada 125 ekor sapi. Tapi sekarang cuma 41 ekor. Apalagi ada isu PMK ini, jangan sampai jadi semakin berkurang dan membahayakan sapi-sapi yang sehat,” kata Bambang.
Sapi-sapi miliknya pun beragam, mulai dari kisaran Rp20-an juta hingga Rp80-an juta. Dengan berat 300 kg sampai 1 ton.
Bambang mengaku, belum berani untuk menambah stok sapi lagi di kandangnya karena khawatir jika sapi-sapinya akan tertular PMK dari sapi yang baru datang.
“Untuk sekarang, ya jual stok yang ada saja. Ini semua stok lama,” tutupnya. (Yatni Setianingsih/Golali.id)
foto : Humas Pemkot Bandung