Angka prevalensi stunting di Kota Bandung semakin turun tiap tahunnya. Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung, Dewi Kania Sari menyampaikan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kota Bandung di tahun 2022 turun 7 persen dibandingkan sebelumnya.

Ia mengungkapkan, pada SGGI tahun 2021 menunjukan, prevalensi stunting Kota Bandung berada di angka 26,4 persen.

“Lalu di tahun 2022 mengalami penurunan sampai 7 persen menjadi 19,4 persen,” ungkap Dewi, Jumat 3 Februari 2023.

Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.

Ia berharap, meski target besarnya adalah zero stunting, tapi minimal tidak ada kasus stunting yang baru di tahun ini.

“Penurunan Prevalensi stunting sampai 7 persen merupakan angka yang signifikan dari hasil kerja sama semua pihak. Zero stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi seluruh pentahelix,” ujarnya.

Oleh karena itu, berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlibat untuk menyelesaikan stunting. Salah satunya melalui penyeragaman data dengan aplikasi e-Penting (elektronik pencatatan stunting) yang diusung Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).

“Aplikasi e-Penting turut berpartisipasi dalam percepatan penurunan stunting. Margin error-nya semoga bisa diminimalisasi juga. Sehingga untuk pendataan ke depan harus satu pintu melalui e-Penting,” ucapnya. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)

Foto : Humas Pemkot Bandung