Ini Target Prevalensi Stunting Kota Bandung Tahun 2022

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Dewi Kania Sari menyampaikan, berdasarkan data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting di Kota Bandung sejumlah 26,40 persen.

“Dari hasil audit pertama ini, kita akan mengambil rencana tindak lanjut penanganan stunting. Stunting menjadi prioritas kami, sudah dimasukkan ke RPJMD,” kata Dewi, pada diskusi membahas Hasil Audit Stunting I di Auditorium Balai Kota Bandung, Jumat 21 Oktober 2022.

Ia memaparkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan pada 2022 prevalensi stunting bisa turun menjadi 23,12 persen. Lalu, di tahun 2023 turun menjadi 19,01 persen.

“Semoga 2024 prevalensi stunting kita bisa turun sampai 14 persen,” harapnya.

Menurutnya, dalam setahun Pemkot Bandung perlu melakukan audit stunting sebanyak dua kali. Untuk audit kasus stunting kedua, rencananya akan dilakukan di bulan November 2022.

“Audit pertama itu kita ambil contoh dari dua kecamatan dan tiga kelurahan berdasarkan prevalensi tertinggi se-Kota Bandung,” tuturnya.

Lokasi tersebut antara lain Kecamatan Babakan Ciparay yang terdiri dari Kelurahan Margahayu Utara dan Babakan Ciparay. Lalu, Kecamatan Bandung Kidul yang difokuskan di Kelurahan Kujangsari.

“Kelurahan Margahayu Utara sasarannya bayi dua tahun (baduta) dan ibu nifas berisiko stunting. Sedangkan Kelurahan Babakan Ciparay sasarannya ibu hamil berisiko stunting. Lalu, di Kujangsari sasarannya calon pengantin berisiko stunting,” jelasnya.

Melalui audit ini, ia berharap bisa memunculkan output kesepakatan rencana tindak lanjut stunting dengan strategi kolaborasi pentahelix.

“Adapun strategi tersebut yakni, meningkatkan kolaborasi di setiap tingkatan, percepatan program penurunan stunting, bertambahnya peran lembaga swasta dan masyarakat, naiknya edukasi masyarakat, mendorong kemampuan kelompok masyarakat yang terlibat, dan perbaikan manajemen data terkait stunting,” imbuhnya.

Untuk mewujudkan kolaborasi pentahelix, pihaknya telah menyiapkan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

“Rencananya tanggal 26 Oktober Pemkot Bandung berkolaborasi dengan Baznas akan menyosialisasikan program BAAS. Semoga bisa menjadi upaya percepatan penurunan stunting di Kota Bandung,” harapnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Bandung, Asep Saeful Gufron mengimbau agar kolaborasi juga terjalin antara OPD, Pemkot, dan jajaran kewilayahan untuk menekan angka stunting.

“Dengan adanya kegiatan ini, kita berharap tidak ada lagi anak-anak di Kota Bandung yang lahir dalam keadaan stunting. Harus terus kita petakan di kewilayahan sejauh mana peran camat dan lurah untuk menekan angka stunting di Kota Bandung,” ujar Asep. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)

Foto : Humas Pemkot Bandung