General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Susiana Mutia menjelaskan manfaat menggunakan kendaraan listrik jauh lebih besar dibandingkan menggunakan kendaraan BBM.
Jika berbicara soal net zero emisi, kendaraan EV ini sudah tidak mengeluarkan emisi, tidak bising, dan tidak mengeluarkan asap. Dengan kendaraan listrik ia rasa akan jauh lebih baik untuk lingkungan anak cucu nanti.
“Dengan acara seperti ini, setidaknya bisa menyadarkan masyarakat jika pengguna EV sudah semakin banyak. Apalagi jika sudah mengetahui manfaat dan keutamaan dari menggunakan kendaraan listrik,” ungkapnya, Minggu 25 Juni 2023.
Untuk mengisi baterai kendaraan listrik, pengemudi bisa mengunjungi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) contohnya di Gedung Sate. PLN sendiri telah memiliki 127 unit SPKLU tersebar di 110 lokasi.
“Terutama untuk kendaraan yang berjarak jauh akan semakin lebih mudah. Ada yang sudah ultra fast charging. Full charge 400 km itu hanya membutuhkan waktu 30 menit. Sambil pesan kopi, charge kendaraanya sudah selesai. Tapi ada juga yang isinya bisa 2-5 jam,” akunya.
Di Kota Bandung, sudah ada 20 titik SPKLU yang tersedia. Semuanya sudah aktif dan bisa digunakan oleh pengemudi kendaraan listrik. Semua lokasinya bisa dilihat di PLN mobile.
“Kalau mau charge bisa menggunakan aplikasi namanya Charge.IN. Untuk utilisasi, SPKLU kita hampir semuanya di atas 40 persen,” ucapnya.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil ingin memaksimalkan produktivitas dengan mengurangi mobilitas. Salah satu upayanya adalah dengan kendaraan listrik.
“Ambil lah keputusan untuk masa depan anak cucu kita. Produktif tapi mobilitasnya rendah. Maka dari itu Pemprov Jabar sudah melakukan work from anywhere,” ujar Ridwan Kamil.
“Kalau harus mobilitas, pilihlah kendaraan listrik hari ini. Sudah tidak zaman lagi memilih kendaraan yang full bensin, minimal hybrid,” lanjutnya.
Ia menjabarkan, untuk memiliki kendaraan listrik tak perlu membeli unitnya, tapi bisa juga dengan mengubah motor yang sehari-hari digunakan menjadi motor listrik.
“Subsidi pemerintah Rp7 juta itu untuk kedua tipe itu. Kalau membeli motor seharga Rp30 juta, hanya membayar Rp23 juta,” jelasnya.
“Kalau konversi motor eksisting misalnya Rp9 juta atau Rp10 juta, pada dasarnya pengguna hanya menambahkan Rp3 juta saja untuk mengubah motor biasa menjadi motor listrik,” imbuhnya.
Ia menambahkan, tugas pemerintah adalah memperbanyak bengkel dan montir yang memiliki dua keahlian dalam memperbaiki kendaraan. Pun dengan administrasi kepemilikan kendaraan bermotor listrik akan difasilitasi oleh pemerintah.
“Para montir harus punya dua ilmu, montir konvensional dan listrik. Kita fasilitasi juga surat menyurat ya supaya bisa berubah ke plat putih bergaris biru,” katanya. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)
Foto : Humas Pemkot Bandung