Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Taufiq Budi Santoso menjelaskan, inflasi Jabar selama tahun 2022 mencapai 6,04 persen. Ini merupakan inflasi tahunan tertinggi selama delapan tahun terakhir.
Terdapat tujuh kota/kabupaten di Jabar yang memiliki inflasi tertinggi pada Desember 2022 di antaranya Kota Tasikmalaya 0,53 persen, Kota Depok (0,32 persen), Kota Bekasi (0,46 persen), Kota Cirebon (0,35 persen). Kemudian Kota Bandung (2,04 persen), Kota Sukabumi (0,50 persen), dan terakhir Kota Bogor (0,49 persen).
“Pada Desember, terjadi inflasi sebesar 0,74 persen. Tiga komoditas yang memberikan andil cukup tinggi adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif air minum,” jelasnya.
Maka dari itu, ia mengatakan ada beberapa upaya pengendalian inflasi agregat kerja sama pusat dengan daerah antara lain pengendalian pasokan, subsidi transportasi, operasi pasar, gerakan masyarakat seperti Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen.
“Tak hanya itu, aplikasi Sistem Informasi Pengendalian Inflasi Daerah (Silinda) Jawa Barat telah berintegrasi dengan Aplikasi Real Time Berbagi Informasi (Arimbi) Kota Bandung untuk menampilkan informasi secara real time dari sumber data,” tuturnya.
Ia juga memaparkan, terdapat enam langkah kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yakni operasi pasar murah, sidak pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerjasama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, gerakan masyarakat menanam, merealisasikan belanja tidak terduga, dan dukungan transportasi dari APBD. (Humas Pemprov Jabar/Golali.id)
foto : Humas Pemprov Jabar