Direktur Utama PT. Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, setelah mendapatkan uji klinis emergency dari BPOM, IndoVac akan digunakan untuk program booster pemerintah.

Ia mengaku, IndoVac setara dengan vaksin Covid-19 lain yang tingkat efisiennya di atas 80 persen berdasarkan data uji klinis yang dilakukan ke 4.050 relawan.

“Mulai dari uji klinis 1, KIPI-nya sangat ringan. Hal yang lebih bagus lagi, ini halal. Dari awal kami sudah mendesain jika vaksin ini kualitasnya bagus dan halal,” aku Basyir.

Ia juga mengungkapkan, Bio Farma akan terus melanjutkan inovasinya, sehingga bisa memproduksi produk-produk kesehatan dan mengurangi ketergantungan obat-obatan impor.

“Sekitar 90 persen bahan baku obat itu diimpor. Kita ingin mengurangi hal ini. Kita mencoba mengintegrasikan ekosistem mulai dari RnD, manufaktur, insitusi, suplai, layanan kesehatan, apotek, klinik lab, dan RS,” paparnya.

Menanggapi target jutaan dosis vaksin InoVac dari presiden, ia mengatakan, vaksin ini akan difokuskan ke dalam negeri terlebih dahulu.

“Kami sempat berdiskusi juga dengan WHO. Ada potensi Indonesia akan memberikan donasi kepada negara yang tingkat vaksinasinya masih rendah, seperti Nigeria, Zimbabwe, dan Kenya,” katanya.

Ia menuturkan, target sampai akhir tahun sebanyak 6,9 juta dosis pertama akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.

“Targetnya kalau sampai emergency use kita sudah keluar akan digunakan paling utama untuk booster. Karena kalau primer sudah lebih dari 80 persen,” tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya tengah mendiskusikan bersama Kemenkes mengenai penggunaan IndoVac untuk anak usia 3-11 tahun.

“Jika dibutuhkan akan kita lakukan uju klinisnya juga,” imbuhnya. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)

Foto : Humas Pemkot Bandung