Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) Unpad menggelar Seminar Nasional Komunikasi Beradab Pada Era Digital, yang berlangsung pada Rabu 15 Maret 2023 di Gedung Auditorium Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad).
Hadir dalam Seminar Nasional Komunikasi Beradab Pada Era Digital, antara lain :
1.Kepala BNPT dan Ketua Dewan Pembina IDIK-Unpad, Komjen. Pol. Boy Rafli Amar, Drs., M.H
2.Ketua Dewan Penasehat IDIK-Unpad dan Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si
3. Ketua Umum IDIK-Unpad, Dr.Pitoyo,M.I.Kom
4.Wakil Ketua Umum IDIK-Unpad, Dr. Eki Baihaki, M.Si
5. Sekretaris Bidangan Penelitian IDIK Unpad, Dr.Dyah Rachmawati S.M.I.Kom
6. Guru Besar Ilmu Komunikasi Unpad ,Prof. Dr. Ninis Agustini, D.M.Lib
7. Guru Besar Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta, Prof. Dr. Puji Lestari, S.IP., M.Si
Undangan serta mahasiswa dari Unpad dan Telkom University
Tujuan dari acara Seminar Nasional Komunikasi Beradab Pada Era Digital
Ketua Dewan Penasehat IDIK-Unpad sekaligus Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si menjelaskan Seminar Nasional Komunikasi Beradab Pada Era Digital sangat penting, terutama Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi salah satu media untuk melebarkan manusia dalam berkomunikasi.
“Dengan TIK ini kita bisa mengambil kemanfaatannya sebesar-besarnya tetapi sebaliknya juga kira harus mewaspadai hal-hal yang tidak kita inginkan. Potensi relasi sosial harus selalu disimak karena kondisinya yang tidak selalu kondusif dan berpotensi merugikan kita semua. Tema ini menjadi bagian dari solusi dengan mengkaji bahwa komunikasi yang tidak baik membuat salah paham atau gagal paham yang mengakibatkan gagal bersosial dan komunikasi pada era saat ini bukan lagi area lokal tapi sudah masuk ranah global,” ungkap Dadang dalam siaran pers yang diterima Golali.id.
Sementara, Wakil Ketua Umum IDIK-Unpad, Dr. Eki Baihaki, M.Si menyampaikan mengenai momentum Seminar Nasional Komunikasi Beradab Pada Era Digital adalah momentum dari semuanya, khususnya para Doktor Komunikasi dan sekaligus refleksi apakah komunikasi itu adalah bagian dari masalah atau sebaliknya komunikasi itu adalah bagian dari solusi.
“Saat ini orang banyak bicara, banyak ngopi, banyak interaksi tetapi belum tentu berkomunikasi,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan hal tersebut terjadi karena secara etimologi, komunikasi adalah saat ada kesamaan makna, maka itu terjadi komunikasi. Dan komunikasi yang baik akan menghadirkan harmoni.
“Harmoni kita bisa bekerjasama dengan indah dari beragam latar belakang yang ada. Komunikasi harus jadi energi untuk perbaikan bangsa. Namun berdasarkan data saat ini keberadaban netizen bangsa Indonesia tingkat keberadabannya sangat rendah,” ucapnya.
“Ini ditunjukkan dengan maraknya kita masih menjumpai bagaimana adanya berita bohong, ujaran kebencian, dan perilaku agresif melalui media sosial, pelecehan dan pengumpulan data pribadi untuk merusak reputasi. Untuk itu IDIK harus turut berkomitmen dan mengkontruksi komunikasi harus menjadi bagian dari solusi, komunikasi harus menjadi energi untuk kebaikan bangsa,” sambung Eki.
Komunikasi Global tapi beretika
Guru Besar Ilmu Komunikasi Unpad , Prof. Dr. Ninis Agustini, D.M.Lib., menyoroti tentang perilaku anak muda dalam pembuatan konten media sosial tanpa menghiraukan etika sosial.
“Diawali dengan mengkritisi pemberitaan tentang maraknya kejadian mengkhawatirkan pada anak-anak muda demi sebuah konten media sosial,” tuturnya.
Menurutnya dasar dari komunikasi adalah etika.
Etika sebagai ukuran berperilaku dalam berkomunikasi. Dengan etika bisa menilai mana tindakan komunikasi yang didasarkan pada standar yang berlaku. Kemudian dengan etika dapat tersampaikannya informasi yang tepat, dan dengan etika akan membangun relasi yang baik karena menjaga sopan santun,” imbuh Ninis.
Sedangkan Guru Besar Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta, Prof. Dr. Puji Lestari, S.IP., M.Si membahas tentang komunikasi secara digital memiliki berbagai risiko jika tidak berjalan dengan etika.
“Digitalisasi membawa dampak perubahan pada kehidupan baik secara positif maupun negarif. Risiko digitalisasi menimbulkan kemiskinan sosial dan mental. Komunikasi harus menjadi solusi dari risiko bencana sosial dan mental,” tuturnya.
Kepala BNPT dan Ketua Dewan Pembina IDIK-Unpad, Pol. Boy Rafli Amar, Drs., M.H., menegaskan pentingnya menghayati nilai-nilai unsur Pancasila sebagai pedoman dasar etika komunikasi digital. Dengan menjadikan nilai-nilai agama dan negara sebagai landasan etik dalam berinteraksi sosial, pentingnya mewujudkan nilai-nilai sosial dalam interaksi sosial era digital, dan kesadaran untuk berhati-hati didalam merespon informasi yang ada pada dunia digital dan menjunjung tinggi nilai keadilan.
“Indonesia termasuk memiliki sebuah paradigma nasional yang bagus yang sebenarnya untuk membangun tatanan dunia peradaban termasuk di dalam komunikasi. Indonesia memiliki konstitusi yang bagus, punya ideologi bangsa Pancasila, semboyan Bhineka Tunggal Ika dan punya bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana semangat persatuan dan kesatuannya tinggi,” urainya.
“Kita tidak rentan kita tidak alergi dengan perubahan karena yang pasti didunia itu sendiri adalah perubahan. Kita terbuka dengan informasi-informasi yang berkembang didalam masyarakat. Namun kita harus ekstra hati-hati. Perkembangan teknologi yang ditandai dengan kemajuan dikuasai oleh negara-negara maju tetapi kita harus tetap waspada,” ungkapnya.
Kepala BNPT dan Ketua Dewan Pembina IDIK-Unpad, Pol. Boy Rafli Amar, Drs., M.H., (kiri)
“IDIK harus menjadi pelopor terbangunnya komunikasi yang beradab sehingga kegiatan seperti ini jangan hanya didalam kampus-kampus tetapi dimasyarakat luas,” pungkasnya. (Yatni Setianingsih/Golali.id)
Foto : Humas IDIK Unpad