/Hari Guru, Ini Pesan Ketua PGRI Kota Bandung

Hari Guru, Ini Pesan Ketua PGRI Kota Bandung

Di Hari Guru Nasional pada 25 November 2022, Ketua PGRI Kota Bandung, Cucu Saputra menyampaikan, agar para guru tak hanya transfer of knowledge. Namun, juga mampu membangun ikatan emosional dengan peserta didik dan menanam karakter pada mereka.

“Mendidik bukan hanya transfer of knowledge. Tapi bagaimana cara membangun emosional dengan peserta didik dan menanam karakter ada anak didik kita,” ujar Cucu.

Sebab, setiap anak memiliki kodrat alam dan zamannya. Dengan segala perbedaannya, guru harus bersikap inklusif. Terlebih kodrat zaman di era 4.0 ini, guru harus bisa beradaptasi.

“Belajar tak hanya dilakukan oleh para siswa, tapi juga guru. Sebab guru perlu mereformasi diri, membekali diri dengan menjadi seorang pelajar,” ucapnya.

Filosofi dari Ki Hajar Dewantara: Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani menjadi landasan yang patut ditanam dan ditumbuhkan dalam diri guru.

“Arti dari filosofi itu adalah di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan, dan di belakang memberi dorongan bagi anak didiknya,” jelasnya.

Apalagi guru telah memiliki payung hukumnya sendiri, UU Nomor 14 tahun 2015. Ada empat kompetensi guru yang dipaparkan di sana.

Namun, bagi Cucu, kompetensi tersebut bukan hanya tentang profesional, tapi jauh lebih penting adalah tentang kompetensi sosial dan kepribadian.

“Guru mampu beradaptasi dengan perubahan dan menangkap fenomena perubahan zaman, sehingga guru memiliki peran bagi anak-anak kita menjadi kompas kehidupan bagi anak didik kita,” paparnya.

Sososk guru memiliki peran penting dalam hidupnya. Tumbuh tanpa seorang ibu, membuat Cucu merasakan guru sebagai pengganti sosok orang tua dalam perjalanan hidupnya.

Peran guru

Guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi membangun emosi yang kuat antara dirinya dengan para gurunya.

Baca juga :  Ridwan Kamil Jadi Imam Salat Jenazah Eril

“Mereka benar-benar memberikan motivasi dan sekaligus melindungi saya. Ini yang melatarbelakangi saya memilih jalannya sebagai seorang guru,” ceritanya.

Selama 32 tahun sudah ia menjadi guru Kimia di salah satu SMA negeri Bandung. Hingga April 2022, ia resmi purna tugas.

“Saya terinspirasi oleh guru-guru hebat saat saya bersekolah. Sehingga saya punya dorongan bagaimana agar saya bisa seperti mereka dan melanjutkan perjuangannya,” ungkapnya.

Selama menjadi guru, ketika ia bersama murid-muridnya terasa selalu menyenangkan dan berenergi.

“Ketika saya berada di kelas, kelas itu menjadi panggung yang penuh kehormatan untuk saya. Kita bisa nengelaborasi berbagai ilmu pengetahuan,” akunya.

Meski ia akui, dinamika itu selalu ada di antara guru dan murid. Namun, cara pandang pendidikan harus selalu holistik.

“Sebab pendidikan itu tempat persemaian benih-benih kebudayaan,” tuturnya. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)

Foto : Humas Pemkot Bandung