(dok : Temu Sejarah)

Ngawi, kota kecil yang terletak di Jawa Timur, mungkin bukan tempat pertama yang terlintas saat membicarakan sejarah Indonesia. Namun, di balik kesederhanaannya, Ngawi menyimpan potongan-potongan penting dari sejarah kolonialisme yang sayang untuk dilewatkan.

Dalam Temu Sejarah Explore #3, komunitas Temu Sejarah Indonesia mengajak kita untuk menyusuri jejak-jejak itu, bersama Komunitas Sadar Lestari Ngawi.

“Banyak yang mungkin belum tahu, tapi Ngawi punya banyak peninggalan sejarah penting, salah satunya Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem,” ujar Founder Temu Sejarah Tiwi Kasavela, menjelaskan alasan di balik pemilihan Ngawi sebagai lokasi eksplorasi.

(dok : Temu Sejarah)

Benteng yang selesai dibangun oleh Belanda pada 1845 ini, dulunya digunakan sebagai markas militer setelah Perang Diponegoro. Selain itu, kehadiran Bong Londo, sebuah kompleks pemakaman Belanda yang dibangun pada 1885, turut memperkaya perjalanan sejarah ini.

Kegiatan eksplorasi sejarah ini berawal dari sebuah percakapan sederhana antara anggota Temu Sejarah yang tinggal di Ngawi. Awalnya tak terduga, tetapi karena komunitas Temu Sejarah tersebar luas di seluruh Indonesia—dari Bandung hingga Papua—Tiwi dan rekan-rekan memutuskan untuk menjadikannya lebih dari sekadar diskusi.

“Temu Sejarah bukan hanya tentang buku, tapi bagaimana kita menghidupkan kembali sejarah di tempat-tempat yang nyata,” lanjutnya.

Temu Sejarah Explore #3 bukan hanya tentang menjelajah situs bersejarah, tetapi juga berbagi pengetahuan. Peserta dari berbagai daerah—Bandung, Solo, Blora, Madiun, Nganjuk, dan bahkan Malang—bersatu dalam perjalanan ini, tidak hanya untuk menyaksikan peninggalan sejarah, tetapi juga untuk saling berbagi pengalaman dan pemahaman.

“Ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tapi tentang menghidupkan ingatan kita akan peran sejarah dalam membentuk Indonesia seperti sekarang,” tambah Tiwi.

Baca juga : Temu Sejarah Rayakan Ulang Tahun ke-1 di Solo dengan Walking Tour Inspiratif

Meskipun acara ini terbilang mendadak, antusiasme peserta sangat luar biasa. Keberagaman daerah yang terlibat membuat acara ini semakin berarti. Peserta tidak hanya datang untuk melihat, tetapi ikut serta dalam menjaga dan melestarikan warisan sejarah bangsa. Dengan eksplorasi sejarah yang lebih mendalam, Temu Sejarah berharap bisa lebih banyak melibatkan masyarakat dari berbagai provinsi.

“Rencananya, kami akan terus melanjutkan eksplorasi ini ke kota-kota lain seperti Malang dan Jakarta pada Mei dan Juni 2025,” ungkap Tiwi.

“Yang pasti, kami ingin Temu Sejarah bisa berkembang lebih luas, mengajak lebih banyak orang untuk peduli terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia,” sambung Tiwi.

Baca juga : Temu Sejarah Gelar Walking Tour Perdana: Eksplorasi Kawasan Bersejarah Kota Bandung

Setiap kota, setiap situs, memiliki cerita. Dan Temu Sejarah akan terus berupaya untuk menggali cerita itu, menghidupkan kembali masa lalu, serta memperkenalkan warisan yang selama ini tersembunyi.

Ngawi, sebagai salah satu saksi bisu dari sejarah kolonial Indonesia, kini menjadi bagian penting dari perjalanan Temu Sejarah.

“Karena kita bukan hanya pelancong, tetapi pewaris cerita yang harus terus menjaga, mengenang, dan merawatnya. Buat kawan-kawan pantengin terus update Temu Sejarah di instagram @temusejarah, sampai jumpa di penjelajahan sejarah berikutnya!” Pungkas Tiwi. (Siaran Pers Temu Sejarah)