Judul Buku : Life Origin & Nature
Penulis : Hereward Carrigton
Penerjemah : Shita Athiya
Penerbit : Ecosystem Publishing
Terbit : Cetakan I, 2018
Tebal : viii + 104 Halaman
ISBN : 978-602-1527-63-4
Kebanyakan ilmuwan barat, melakukan penelitian untuk mengungkap asal-usul kehidupan dengan menggunakan pendekatan fisika, kimia, dan biologi.
Berbeda halnya dengan ilmuwan Inggris Hereward Carrington, selain berdasarkan ketiga disiplin ilmu tersebut, psikolog ini lebih menitik beratkan pada teologi yang banyak terdapat pada filsafat timur.
Melalui buku Life Origin and Nature, Carrington menuangkan berbagai hasil pemikirannya terkait awal mula kehidupan.
Menurut Carrington dalam ungkapan kosmis, kehidupan hanyalah “keberhasilan yang terjadi sesaat” di antara dua keabadian. Namun demikian, bagi kita “keberhasilan sesaat” ini menjadi segalanya.
Maksudnya, kehidupan tak mungkin sudah ada sejak awal mula terbentuknya planet bumi. Kehidupan ini berada dalam wujud sesuatu atau lainnya, pada suatu waktu di masa lalu dan serupa pula halnya kelak jauh di masa depan, kehidupan akan musnah saat kondisi planet kita, tak lagi memungkinkan berlangsungnya kehidupan terus berada di permukaannya (hal.7-8).
Itulah mengapa Carrington menilai, kehidupan seluruh makhluk hidup termasuk manusia di bumi tidak bisa dilepaskan dengan bumi itu sendiri, meskipun perkembangan teknologi semakin mutakhir.
Sebab, jenis materi yang menyusun tubuh kita semua, tentunya berasal dari beragam jenis materi serupa dengan seluruh materi lain di alam raya.
Contohnya unsur kimia yang sama terkandung dalam tubuh manusia seperti yang terdapat dalam air laut. Unsur-unsur ini yaitu; sodium, kalsium, magnesium, potasium, klor, sulfur, karbon, hidrogen, oksigen, dan besi. Makhluk hidup dibangun atas protein, lemak, karbohidrat, air, dan sejumlah kecil bermacam-macam “garam” dalm bentuk teratur (hal.26-29).
Untuk itu, tidak mengherankan jika menjaga bumi mutlak diperlukan, guna menopang berjalannya kehidupan manusia.
Pasalnya, apabila alam raya ini tercemar dengan berbagai limbah alami maupun buatan yang diproduksi manusia, maka akan memengaruhi keseimbangan alam raya.
Padahal hal ini tidak bisa ditampikkan, karena manusia sangat bergantung pada alam raya, sedikit saja keseimbangan itu terganggu akan berakibat pada kehidupan.
Pandangan ini yang bertitik tolak pada filosofi timur, di mana filosofi timur memiliki kepercayaan seluruh alam raya fisik ini bergerak dalam jenis lingkaran yang aktif, dinamis, mengungkapkan dirinya sendiri ke dalam bentuk dan kehidupan, kemudian secara berangsur-angsur menjadi tak berbentuk, tak aktif, statis, – kondisinya ketika menetap untuk periode waktu tertentu sebelum menjadi berwujud lagi- , dan begitulah selamanya, terus-menerus menunjukkan dirinya sendiri dalam rangkaian kegiatan bersiklus (hal.99).
Begitupun dengan manusia, di mana kehidupan tubuh bukanlah gaya buta. Gaya ini bekerja menuju “ujung” tertentu.
Ketika tindakan dilakukan di dalam tubuh, tindakan-tindakan itu memiliki tujuan pasti. Dalam pengertian ini, maka seluruh kehidupan bersifat “teologis,” kehidupan bekerja menuju akhir tertentu dan dengan tujuan spesifik (hal.39).
Selain berdasarkan hasil penelitian ilmiahnya, Carrington dalam bukunya menyajikan berbagai teori, seperti teori generasi spontan. Teori ini telah hadir sejak lama, namun salah satu ilmuwan Louis Pasteur, membuktikan bahwa eksperimen yang berkaitan dengan teori tersebut tidak meyakinkan dan tak ada bukti ilmiah, yang cenderung menunjukkan bahwa generasi spontan pernah ada.
Hal ini berbeda dengan Felix Le Dantec, yang menyetujui teori generasi spontan. Menurutnya, materi hidup dan tak hidup secara mendasar tidak berbeda sama sekali dalam karakteristik-karakteristiknya.
Teori ini pun diamini Chunder Bose, bahwa semua substansi menjelma setidaknya pada beberapa fenomena kehidupan dan bahkan logam-logam sekali pun dapat menjadi lelah dan perlu beristirahat.
Selain teori tersebut, adapula penjabaran teori evolusi, teori vitalistik, dan teori mekanistik. Hal ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca, terkait berbagai teori asal-usul kehidupan, selain berdasarkan penelitian dari Carrington yang pernah menjadi anggota American Society for Psychical Research. (*/Golali.id)