Berada di Taman Cikapayang yang tertelak di Jalan Ir H Djuanda atau Dago Kota Bandung, saya merasa di dua sisi yang berbeda.
Di sebelah timur saya menemukan, hiruk-pikuk jalanan Kota Bandung apalagi kawasan ini termasuk salah satu pusat penjualan fashion dan kuliner di Kota Kembang.
Sementara di bagian barat meskipun ada jalan yang dilalui kendaraan, namun terasa lebih asri dan menemukan Kota Bandung zaman baheula (dahulu dalam bahasa Sunda). Dirimbuni dengan pepohonan yang tinggi dan beberapa bangunan bergaya Eropa klasik.
Meskipun bagian timur ramai dengan arus lalu-lintas yang seakan enggan berhenti namun di bagian sini terdapat amphiteater dan air mancur yang menyejukan pandangan. Sebagai penanda bahwa taman ini berada di kawasan Dago, di sini terdapat jejeran huruf besar yang memuat tulisan DAGO.
Sementara di bagian barat di bawah rimbunnya pepohonan, terdapat beberapa kursi kayu yang bisa digunakan pengunjung untuk duduk menikmati suasana taman maupun beristirahat setelah berjalan-jalan dan berbelanja.
Di taman ini warga pun bisa melakukan berbagai aktivitas seperti olahraga dengan memanfaatkan ruang kosong di salah satu bagian taman sebelah barat. Taman ini pun termasuk ruang terbuka hijau yang ramah difabel, maka tidak mengherankan jika ada tangga tidak berundak yang memudahkan untuk dilintasi, untuk keamanan di bagian kanan dan kiri tangga dipasangi pagar besi.
Angkutan Umum yang melintasi Taman Cikapayang
Angkot
Kebon Kalapa – Dago
Stasiun Hall – Dago
Pasar Caringin – Dago
Riung Bandung – Dago
Bus Kota
Leuwi Panjang – Dago (*/Golali.id)