(dok : Humas Pemkot Bandung)

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Miftah Faridl menjelaskan itikaf adalah berdiam diri di masjid dengan fokus beribadah dan menjauhi aktivitas duniawi. Itikaf menjadi momen untuk memperbanyak zikir, doa, serta membaca Al-Qur’an, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

“Dalam ajaran Islam, itikaf adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, meninggalkan kesibukan duniawi sementara waktu, dan memperbanyak renungan serta doa,” kata Miftah Faridl Dalam kajian bertema “Meningkatkan Kualitas Iman di 10 Hari Terakhir Ramadan” yang disiarkan oleh Radio Sonata, Kamis 20 Maret 2025.

Baca juga : Tata Cara Salat Ied pada Hari Raya Idul Adha

Itikaf dilaksanakan 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Rasulullah SAW selalu menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan dengan ibadah. Salah satu amalan utama yang dianjurkan adalah salat malam, baik dalam bentuk tarawih di awal malam maupun tahajud di sepertiga malam terakhir.

“Nabi Muhammad SAW terbiasa melaksanakan salat malam sebanyak 11 rakaat, namun pada masa Khalifah Umar bin Khattab, jumlahnya pernah mencapai 23 rakaat. Terpenting bukan jumlah rakaatnya, melainkan konsistensi dalam menjalankan ibadah ini,” terangnya. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)