Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman menjelaskan 49 persen dari total pengangguran terbuka di Bandung merupakan lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan pendidikan. Dari 100.300 penganggur, hampir separuhnya tidak ‘match’ dengan kebutuhan pasar kerja di Bandung.
“Bandung adalah kota jasa. Pasar kerjanya tidak lagi bertumpu pada otomotif atau manufaktur, sementara lulusan SMK kita masih banyak di bidang itu. Maka kurikulum, pelatihan, dan link-and-match harus diarahkan ke sektor pariwisata, kuliner, kreatif, dan hospitality,” jelas Andri pada acara Rempug Kota di Oakwood Merdeka Bandung, Kamis, 23 Oktober 2025.
Klik informasi tentang Bandung Raya di golalibandung.my.id
Disnaker tahun ini menargetkan pelatihan bagi 15.000 warga dan mendorong lahirnya wirausaha baru melalui sinergi dengan Diskop UKM, Disdagin, industri, serta lembaga pelatihan. Program pemagangan dan padat karya juga terus diperluas, dengan anggaran padat karya mencapai Rp24 miliar.
“Karena industri formal makin terbatas dan banyak yang bergeser ke luar Bandung, maka kewirausahaan, kreativitas, dan jasa harus diperkuat. Bandung harus jadi kota yang mampu menyerap tenaga kerja dari sektor inovatif,” ujar Andri. (Humas Pemkot Bandung/Golali.id)

