4 Cara Penyajian Lalapan dalam Kuliner Sunda

Lalapan menjadi ciri khas dalam kuliner Sunda, sehingga tidak mengherankan seringkali selalu hadir dalam setiap menu makanan khas Sunda. Lalapan selalu bersanding dengan sambal alias sambel, kedua hidangan ini dijamin membuat nafsu makan bertambah dan lahap.

Dalam kuliner Sunda menurut pengamatan Golali.id setidaknya ada 4 cara penyajian dari lalapan :

1) Lalapan mentah

Lalapan mentah disajikan tanpa proses pemasakan, hanya melalui pencucian sebelum disantap.

Lalapan yang disajikan dalam bentuk mentah antara lain daun kemangi (surawung dalam bahasa Sunda), mentimun, daun seladren atau tespong, daun selada bokor, selada air, kacang panjang, kol, terong hijau, kecipir, petai, dan lain-lain.

2) Lalapan rebus

Lalapan rebus adalah berbagai sayuran yang digunakan untuk lalapan dengan cara direbus sebelum disajikan, seperti mentimun, labu siam, kecipir, kol, daun singkong, daun pepaya, daun pepaya jepang, kacang panjang, kangkung, petai, dan lain-lain

3) Lalapan goreng

Selain disajikan mentah dan rebus, adapula lalapan yang dimasak dengan cara digoreng antara lain jengkol goreng, jukut goreng (selada air goreng), kol goreng, petai goreng, dan terung goreng

4) Lalapan bakar

Lalapan bakar dimasak dengan cara dibakar di atas bara api, seperti petai bakar

Baca juga : Resep Buntil Daun Singkong yang Empuk

Baca juga : Ciri Khas Soto Bandung

Baca juga : Mie Kocok Adalah

Sejarah lalapan dalam kuliner Sunda

Menurut berbagai catatan sejarah, lalapan telah lama dikenal dalam kuliner Sunda. Melansir website Unpad, inilah sejarah lalapan di tatar Sunda :
= Berdasarkan catatan historis dalam Prasasti Taji pada abad 10 M dapat menjawabnya. Dalam prasasti yang ditemukan di kawasan Ponorogo, Jawa Timur tersebut, disebut sebuah nama sajian/makanan bernama “Kuluban Sunda” yang berarti lalap.

“Memang pada masa itu, eksistensi lalap memang populer, tapi pertanyaannya varietasnya apa?” kata Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad yang juga penggiat Kajian Makanan, Fadly Rahman dalam Seminar dan Diskusi “Sunda dan Budaya Lalapan: Melacak Akar Historis Kuliner Sunda” di Ruang B2.03 Kampus FIB Unpad Jatinangor, Selasa 27 Januari 2015.

Mengutip dari Isis Prawiranegara pada tahun 1944, Fadli menyebut lalap tidak hanya berwujud daun-daunan seperti daun singkong, pepaya, atau selada, namun bisa juga berupa umbi-umbian, buah muda, bunga, hingga biji-bijian. Dalam naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian sekitar abad 15 M disiratkan beragam rupa-rupa rasa masakan, yaitu lawana (asin), kaduka (pedas), tritka (pahit), amba (masam), kasaya (gurih), dan madura (manis). (Yatni Setianingsih/Golali.id)