Sebanyak 234 lokasi kelompok Buruan SAE tersebar di 151 kelurahan di Kota Bandung.
Jumlah tersebut terus meningkat dari pertama kali Buruan SAE diluncurkan pada tahun 2020 lalu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginajar mengatakan, pihaknya hanya memberikan stimulus kepada 100 kelompok Buruan SAE.
“134 kelompok Buruan SAE merupakan inisiatif masyarakat yang tertarik mereplikasi Buruan SAE,” kata Gin Gin Ginajar dalam rilis tertulisnya.
Tingginya minat warga dalam program Buruan SAE, menurut Gin Gin Ginanjar karena dengan Buruan SAE dapat menghasilkan produk-produk pangan yang sehat.
“Kemudian juga semangat warga sekarang lebih banyak, mungkin karena aktivitas banyak di rumah atau di lingkungan (karena pandemi Covid-19,” jelas Gin Gin Ginanjar.
Untuk itu, kata Gin Gin Ginanjar, DKPP Kota Bandung terus melakukan pendampingan dan pemantauan kepada kelompok Buruan SAE yang sudah berjalan.
Apa Bedanya Urbang Farming dengan Buruan SAE dari Kota Bandung ?
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menggulirkan program Buruan SAE sejak tahun 2020.
Program Buruan SAE dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga secara mandiri, sebab 96 persen kebutuhan pangan warga Kota Bandung
berasal drai luar kota.
Sekilas program Buruan SAE ini mirip dengan urban farming, yakni menanam sayuran dan buah-buahan di kawasan perkotaan dengan lahan terbatas.
Tetapi Buruan SAE memiliki perbedaan dengan urban farming, berikut penjelasan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar :
- Program Buruan SAE (Sehat, Alami, dan Ekonomis) merupakan pengembangan dari urban farming. Jadi Buruan SAE lebih komplit
- Urban farming hanya fokus pada komoditas tertentu seperti hanya menanam sayuran
- Buruan SAE terintegrasi dengan berbagai unsur mulai dari tanaman obat, sayuran, buah-buahan.
- Kemudian Buruan SAE pun meliputi pembibitan tanaman
- Buruan SAE mengembangkan hewan ternak (ikan, unggas, sampai lebah)
- Buruan SAE mengolah hasil pangan yang ditanam dan diternakan
- Buruan SAE melakukan pengolahan sampah. Sampah organik diubah menjadi kompos untuk media tanam, pupuk, dan pakan ternak.
- Buruan SAE dalam pengolahan sampah tersebut terintegarasi dengan Program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan Manfaatkan Sampah) (*/Golali.id)
Dok : Humas Pemkot Bandung